DHAMMA VIBHAGA
(PENGGOLONGAN DHAMMA)
JILID I
GIHI PATIPATTI
(Praktik Umat Awam)
CHAKKA – KELOMPOK ENAM
1. Enam jurusan:
- Puratthimadisa : jurusan ke depan (sebelah timur); melambangkan ibu dan ayah.
- Dakkhinadisa : jurusan ke kanan (sebelah Selatan); melambangkan Acariya (Guru).
- Pacchimadisa : jurusan ke belakang (sebelah Barat); melambangkan anak dan istri.
- Uttaradisa : jurusan ke kiri (sebelah Utara); rnelambangkan kawan-kawan.
- Hetthimadisa : ke bawah; melambangkan para pelayan.
- Uparimadisa : ke atas, melambangkan para Samana.
D. III. 188.
- Puratthimadisa – jurusan ke depan, rnelambangkan ibu dan ayah; di mana seorang anak harus berbakti di dalam lima cara:
- Mereka telah merawat dan mendidiknya, maka ia harus membalas budi ini dengan merawat mereka.
- Ia harus membantu menyelesaikan urusan-urusan mereka.
- Ia harus menjaga nama baik keluarga.
- Ia harus berkelakuan di dalam cara yang sesuai, yang menjadikannya patut untuk menerima warisan kekayaan.
- Apabila orang tuanya telah meninggal, ia harus membuat jasa dan mempersembahkannya kepada mereka.
Ibu dan ayah harus membantu anak mereka di dalam lima cara:
- Dengan tidak membiarkan anaknya berbuat jahat.
- Dengan menganjurkan anaknya untuk berbuat baik
- Dengan mengusahakan agar anak terlatih di dalam ilmu pengetahuan dan seni.
- Dengan mencarikan seorang istri yang sesuai baginya.
- Dengan mewariskan kekayaan pada saat yang tepat.
- Dakkhinadisa – jurusan ke kanan, melambangkan Acariya (guru) yang harus dihormati oleh muridnya di dalam lima cara:
- Dengan berdiri untuk menerimanya apabila ia datang (sebagai tanda hormat).
- Dengan mengunjungi kamarnya dan melayaninya.
- Dengan memberikan perhatian pada apa yang ia katakan.
- Dengan berlaku sebagai seorang pembantu padanya.
- Dengan mempelajari ilmu-ilmu pengetahuan dan seni darinya dengan suatu sikap hormat.
Guru harus membantu muridnya di dalam lima cara:
- Dengan memimpinnya baik-baik.
- Dengan mendorongnya untuk belajar dengan baik.
- Dengan mengajarkan semua mata pelajaran tanpa merahasiakan sesuatu kepadanya.
- Dengan memujinya di antara teman-temannya.
- Ia memberikan perlindungan ke dalam semua jurusan (dengan kata lain, kemanapun ia pergi, ia tidak akan mengalami kecelakaan).
- Pacchimadisa – jurusan ke belakang; melambangkan istri yang harus dijaga oleh suaminya di dalam lima cara:
- Dengan memuji dan mempertahankan hubungan yang erat sebagai suami istri.
- Dengan tidak merendahkan atau menghina istrinya.
- Dengan bersikap selalu setia kepadanya.
- Dengan membiarkannya mengurus keluarga dan rumah tangga.
- Dengan memberikan pakaian dan perhiasan-perhiasan.
Istri harus membantu suaminya di dalam lima cara :
- Mengatur semua urusan mereka dengan baik.
- Membantu sanak keluarga dan kawan-kawan suami.
- Bersikap selalu setia kepada suaminya.
- Menjaga barang-barang berharga dan kekayaan yang telah dikumpulkan oleh suarninya.
- Selalu rajin dan tidak malas di dalam semua tugas-tugasnya.
- Uttaradisa – jurusan ke kiri; melambangkan teman-teman baik yang harus dibantu dengan lima cara :
- Memberikan atau membagikan barang-barang dengan mereka.
- Berbicara dengan cara yang menyenangkan kepada mereka.
- Mengerjakan hal-hal yang berguna bagi mereka.
- Bersikap rendah hati dan tidak sombong.
- Dengan berbicara tanpa rasa curiga dan jujur.
Seorang teman yang baik akan membantu kita dalam lima cara :
- Memberikan perlindungan apabila kita kurang hati-hati.
- Menjaga barang-barang dan harta benda apabila kita lengah.
- Memberikan perlindungan apabila kita berada di dalam bahaya.
- Tidak meninggalkan apabila kita sedang mengalami bahaya.
- Membantu sanak keluarga kita.
- Hetthimadisa – ke bawah: melambangkan pelayan-pelayan, yang harus diperhatikan oleh majikannya dengan lima cara:
- Memberikan pekerjaan yang sesuai dengan kekuatan dan kemampuannya.
- Memberikan makanan dan hadiah sebagai balas jasa.
- Memberikan perawatan apabila mereka sakit.
- Menikmati bersama-sama dengan mereka dalam hal-hal yang menyenangkan.
- Memberikan waktu istirahat yang cukup bagi mereka.
Seorang pelayan harus memperlakukan majikannya dengan lima cara:
- Bangun dan bekerja lebih dahulu daripada majikannya.
- Beristirahat setelah tuannya.
- Hanya mengambil barang-barang yang diberikannya.
- Selalu mencoba untuk melakukan pekerjaannya dengan lebih baik
- Memuji sifat-sifat mulia majikannya ke manapun mereka pergi.
- Uparimadisa – ke atas; melambangkan para Samana; yang harus dibantu oleh para siswanya di dalam lima cara:
- Dengan perbuatan-perbuatan badan jasmani – dengan kata lain, apapun juga yang dikerjakan harus dikerjakan dengan perasaan Metta.
- Dengan perbuatan-perbuatan dan ucapan, dengan kata lain, apapun yang dikatakan, harus dikatakan dengan perasaan Metta.
- Dengan perbuatan-perbuatan pikiran, dengan kata lain, apapun yang dipikirkan, harus disertai dengan perasaan Metta.
- Tidak “menutup pintu”, dengan kata lain, tidak pernah melarang mereka memasuki rumah sang siswa.
- Dengan memberikan amisa dana (barang-barang kebutuhan hidup).
Para Samana harus membantu murid-muridnya di dalam enam cara:
- Dengan melarang, tidak membiarkan mereka berbuat jahat.
- Dengan menganjurkan mereka untuk selalu berbuat baik.
- Membantu mereka dengan pikiran penuh kasih sayang.
- Mengajar mereka tentang hal-hal yang belum mereka dengar sebelumnya.
- Menjelaskan hal-hal yang telah mereka dengar sebelumnya, tetapi belum jelas bagi mereka.
- Mengajar mereka jalan untuk mencapai alam-alam kebahagiaan.
D. III. 118.
2. Enam Apayamukha – sebab-sebab keruntuhan:
- Minum-minuman keras yang memabukkan.
- Berkeliaran tanpa tujuan di malam hari.
- Berkeliaran melihat pertunjukan-pertunjukan.
- Berjudi.
- Bergaul dengan teman-teman jahat.
- Malas melakukan pekerjaan.
D. III. 182.
- Minum-minuman keras yang memabukkan adalah buruk di dalam enam cara :
- Memboroskan kekayaan.
- Menimbulkan pertengkaran dan pertikaian.
- Menimbulkan bermacam-macam penyakit.
- Menimbulkan celaan dan kritikan-kritikan.
- Seorang yang mabuk akan kehilangan rasa malunya.
- Melemahkan sifat kebijaksanaan.
- Berkeliaran tanpa tujuan di malam hari adalah buruk di dalam enam cara :
- Itu berarti bahwa ia tidak memperhatikan dirinya.
- Itu berarti bahwa ia tidak memperhatikan anak istrinya.
- Itu berarti bahwa ia tidak menjaga harta benda dan barang-barangnya.
- Ia menimbulkan rasa curiga dan keragu-raguan bagi setiap orang.
- Ia akan menjadi korban tuduhan-tuduhan palsu.
- Ia akan mengalami banyak kesulitan.
- Berkeliaran melihat pertunjukan-pertunjukan, adalah buruk di dalam enam cara:
- Di manapun terdapat pertunjukan tari-tarian, ia pergi ke sana.
- Di manapun terdapat pertunjukan rombongan nyanyi ia pergi kesana.
- Di manapun terdapat pertunjukkan musik, ia pergi ke sana.
- Di manapun terdapat pertunjukan penyanyi tunggal, ia pergi kesana.
- Di manapun terdapat pertunjukan nyanyian dengan tepuk tangan, ia pergi ke sana.
- Di manapun terdapat permainan tambur, ia pergi ke sana.
- Berjudi adalah buruk di dalam enam cara:
- Apabila ia menang, ia akan mengundang rasa permusuhan dan dendam.
- Apabila ia kalah, ia pasti akan merasa menyesal atas kekalahannya.
- Harta kekayaan dan uang belanjanya menjadi lenyap.
- Tak seorangpun akan mempercayai kata-katanya.
- Ia mengundang celaan dan kritikan-kritikan dari kawan-kawannya.
- Tak seorangpun ingin menikah dengannya.
- Bergaul dengan teman-teman jahat adalah buruk di dalam enam cara:
- Mereka mendorongnya untuk menjadi seorang penjudi.
- Mereka mendorongnya untuk menjadi seorang yang tidak bermoral.
- Mereka mendorongnya untuk menjadi seorang pemabuk.
- Mereka mendorongnya untuk menjadi seorang penipu.
- Mereka mendorongnya untuk menjadi seorang perampok.
- Mereka mendorongnya untuk menjadi seorang pelanggar hukum.
- Malas melakukan pekerjaan adalah buruk di dalam enam cara, di mana ia pasti mengatakan bahwa:
- Hari amat dingin, maka ia tidak bekerja.
- Hari amat panas, maka ia tidak mau bekerja.
- Hari sudah amat terlambat, maka ia tidak mau bekerja.
- Hari masih terlalu pagi, maka ia tidak mau bekerja.
- Ia amat lapar, maka ia tidak mau bekerja.
- Ia amat haus, maka ia tidak mau bekerja.
D. III. 182.