Jilid I Gihi Patipatti Pancaka – Kelompok Lima

DHAMMA VIBHAGA
(PENGGOLONGAN DHAMMA)
JILID I

GIHI PATIPATTI
(Praktik Umat Awam)

PANCAKA – KELOMPOK LIMA

1. Lima keuntungan yang diperoleh karena memiliki kekayaan.
Setelah memperoleh kekayaan dan harta benda di dalam cara-cara yang benar dan pantas, seseorang dapat:

  1. Merawat ayah dan ibu, anak, istri dan pembantu-pernbantu sehingga mereka semua hidup dengan bahagia.
  2. Menjamu kawan-kawan sehingga mereka pun dapat hidup dengan bahagia.
  3. Menghilangkan bahaya-bahaya yang timbul dari bermacam-macam sebab.
  4. Mengadakan lima macam pengorbanan sebagai berikut :
    1. Pengorbanan keluarga – memberikan bantuan kepada sanak keluarga.
    2. Pengorbanan tamu – menyambut tamu dengan sepantasnya.
    3. Pengorbanan untuk mereka yang telah meninggal – melakukan perbuatan-perbuatan berjasa dan mempersembahkan kepada mereka yang telah meninggal.
    4. Pengorbanan untuk raja – memenuhi kewajiban pada raja (pemerintah) misalnya, membayar pajak-pajak dan memenuhi tugas-tugas lain.
    5. Pengorbanan dewa – melakukan perbuatan-perbuatan berjasa dan mempersembahkannya kepada para dewa.
  5. Memberikan bantuan kepada para Samana yang kelakuannya benar dan sesuai dengan fungsi mereka sebagai Samana.

A. III. 45.

2. Lima sila – peraturan kemoralan:

  1. Panatippata-veramani: menahan diri dari membunuh makhluk-makhluk hidup.
  2. Adinnadana-veramani: menahan diri dari mengambil barang-barang yang tidak diberikan pemiliknya.
  3. Kamesu micchicara veramani: menahan diri dari kelakuan seks yang salah.
  4. Musavada veramani: menahan diri dari ucapan yang tidak benar.
  5. Surameraya majapamadatthanna veramani: menahan diri dari minum-minuman yang memabukkan, dengan kata lain, minum-minuman yang diragikan yang dapat menyebabkan hilangnya kesadaran.

Umat awam seharusnya mempertahankan lima sila ini.

A. III. 203.

3. Lima macam Micchavanijja – perdagangan yang keliru:

  1. Memperdagangkan barang-barang yang dipergunakan untuk membunuh makhluk-makhluk hidup, atau dengan kata lain senjata-senjata.
  2. Memperdagangkan manusia (perdagangan budak).
  3. Memperdagangkan binatang-binatang yang akan disembelih untuk makanan.
  4. Memperdagangkan minum-minuman keras yang memabukkan.
  5. Memperdagangkan racun.

Lima macam perdagangan ini terlarang bagi umat Buddha (Upasaka – Upasika).

A. III. 208.

4. Lima macam “kekayaan” dari para Upasaka:

  1. Ia dikaruniai dengan keyakinan.
  2. Ia memiliki kemurnian sila.
  3. Ia tidak memperdulikan firasat-firasat dan “alamat-alamat”. Dengan kata lain, ia percaya dengan kamma, tidak pada firasat-firasat.
  4. Ia tidak mencari mereka “yang pantas untuk diberi” (dakkhineyyam) di luar Ajaran Sang Buddha.
  5. Ia memberi kepada mereka yang patut diberi sesuai dengan Ajaran Sang Buddha.

Para Upasaka seharusnya berusaha untuk memiliki lima macam “kekayaan” ini, dan berusaha untuk menghindari lima macam “keruntuhan” yang merupakan lawan dari lima hal di atas

A.III. 206.