GALAXY-GALAXY DAN SUNYATA
Oleh :
Buddhadasa P. Kirthisinghe
Sang Buddha, didalam naskah “Sunna Sutta”, menerangkan tentang kekosongan dari semua phenomena (= gejala-gejala) dunia. Apabila atom-atom yang organic, dan yang inorganic, serta molekul-molekul itu dipecah, atom-atom dan molekul-molekul tersebut mengeluarkan energi. Dapat ditunjukkan bahwa doktrin ini dapat diapplikasikan kepada segala sesuatu yang terdapat di alam semesta yang maha perkasa, dengan galaxy-galaxy-nya yang maha besar.
Kekosongan (= Voidness) itu bukan sesuatu yang tidak ada (= nothing), tetapi lebih merupakan sesuatu yang tidak bersifat materi (= no-thing); sesuatu yang tidak bersifat materi itu tidak dapat kita ketahui dengan mempergunakan kesadaran yang terbatas. Apa yang kita sadari didalam keadaan transcendental itu hanya dapat kita deskripsikan sebagai sesuatu yang tidak bersifat materi atau kekosongan.
Panas yang memancar dari matahari itu berasal dari berfusinya inti dari inti hydrogen yang membentuk helium, yang terjadi hanya pada temperatur beberapa juta derajat.
Dengan mempergunakan alat spectrographic, dapat kita lihat bahwa lebih dari dua pertiga dari elemen-elemen yang telah kita ketahui identifikasinya itu berada dilapisan-lapisan bagian luar dari Matahari, sedang meteorit-meteorit itu mengandung keseluruhan elemen-elemen yang sampai dengan 90 jumlahnya, dari hydrogen hingga uranium. Oleh karena itu, secara aman dapat kita katakan bahwa keseluruhan dari alam semesta ini tersusun dari elemen-elemen yang sama. Hydrogen itu mendominasi arena alam semesta dan helium berada didalam urutan kedua. Pada temperatur sepuluh hingga lima puluh juta derajat, hydrogen mengalami transformasi menjadi helium. Didalam proses ini, yang dinamai pembakaran hydrogen, dihasilkan panas yang luar biasa hebatnya. Pada temperatur-temperatur tersebut, helium mengalami perubahan menjadi exygen, carbon dan neon, tetapi adanya panas yang luar biasa, elemen-elemen tersebut pecah secepat elemen-elemen itu terbentuk.
Begitu sesuatu Bintang itu mengalami pertumbuhan, di lapisan dalam terbentuk penutup yang terdiri dari oxygen, yang dikelilling oleh mantel hydrogen. Pada pusat dari bagian yang paling panas (= tungku pembakaran) dari Bintang, pada temperatur yang makin menaik, hingga satu juta derajat, terbentuklah magnesium, sillicon, phosphorus, sulphur, chlorine, argon dan calcium. Ini memberi gambaran mengenai titik dalam keadaan gas, yang energinya terdiri dari partikel-partikel subatomic, misalnya neutron-neutron, proton-proton, dan elektron-elektron. Partikel-partikel tersebut bergabung dan membentuk atom-atom, dan atom-atom di dalam berbagai proporsi, membentuk elemen-elemen.
Sistem Matahari kita mengalami kondensasi menjadi bentuk yang sekarang ini, dari gas cosmic, kira-kira empat setengah juta tahun yang lampau. Sebuah galaxy itu berputar pada pusatnya, empat atau lima kali didalam satu billion tahun, sedang bumi kita ini mengitari matahari didalam satu tahun.
Didalam awan-awan galactic yang berupa gas cosmic, ber-evolusi-lah bintang-bintang yang mempunyai sistem planitnya sendiri-sendiri, beberapa diantaranya mungkin ber-evolusi kehidupan didalam billionan tahun. Dari gas cosmic, matahari-matahari ini menghasilkan beberapa inti elemen-elemen yang ada di alam semesta ini. Ini membutuhkan waktu billion-an tahun sebelum matahari dan sistem planitnya dapat dibentuk.
Professor Berrill menulis : “Kejadian-kejadian yang membawa elemen-elemen yang ringan melalui kombinasi-kombinasinya molekuler secara berurut-urutan ke mulainya kompleksitas, responsive-nya dan kapasitas-kapasitas-nya cel-cel hidup, itu sungguh-sungguh merupakan suatu tata-kehidupan yang baru, apabila kita bandingkan dengan kimiawinya molekuler dari suatu bintang.”
Galaxy-galaxy terbentuk ketika gas primordial yang meluas secara uniform itu pecah menjadi milyunan galaxy-galaxy dan kondensasi-kondensasi yang terpisah, didalam galaxy, menjadi billion-an bintang-bintang dan sistem-sistem planetnya.
Keduanya, baik Kant maupun Laplace, ber-assumsi bahwa matahari kita yang masih muda itu dikelilingi oleh penutup, yang zatnya terdiri dan gas tipis yang berbentuk lensa, yang kemudian mengalami kondensasi menjadi planit-planit yang individual. Ini adalah pandangan modern tentang pembentukan sistem planit kita, didalam mana kita hidup didalamnya. Oleh karena itu, didalam alam semesta ini, kita dapat mengharap adanya bintang lainnya, yang mempunyai kesempatan baik untuk dirinya dapat menghasilkan suatu sistem planit.
Terdapat bintang-bintang yang sedang mengalami peledakan dan ada bintang-bintang yang sudah mati. Begitu sistem matahari baru lahir, yang lainnya mengalami disintegrasi menjadi berkeadaan gas, dan mungkin, akan muncul lagi, setelah jutaan-jutaan tahun, sebagai suatu sistem tata-surya yang baru. Hal yang demikian itu dapat terjadi terhadap tata surya kita ini. Ya, bahkan, sifat tidak-manusiawi (= inhumanity) yang terdapat didalam diri kita, mungkin bertanggung-jawab atas hancurnya planit kita sendiri, menjadi keadaan gas, dengan penggunaan alat-alat superhydrogen.
Sang Buddha bersabda bahwa hanya ketidak-terikatan-lah yang dapat menjadi harapan untuk mencapai pengertian, dan ini tepat sama dengan applikasi-applikasi masa sekarang ini, terhadap masyarakat kita, yang telah terbebani oleh ilmu pengetahuan.*)
REFERENSI
Lovell, A.C.B. | “The Individual and the Universe“, Oxford Packet Book, 1970. |
Struve, Otto | “The Universe“, M.I.T. Press, Boston, 1968 |
The Universe | (A Scientific American Book) 1957 |
Sunyata Sutta | (Buddhist Publication Society of Ceylon and Pali Text Society of London). |