Jilid I Atthaka – Kelompok Delapan

DHAMMA VIBHAGA
(PENGGOLONGAN DHAMMA)
JILID I

ATTHAKA – KELOMPOK DELAPAN

1. Delapan lokadhamma – kondisi-kondisi dunia.
Delapan kondisi dunia menguasai mahluk-mahluk hidup yang berada dibawah pengaruh mereka dan yang dapat diombang-ambingkan di bawah pengaruh mereka adalah Lokadhamma.

  1. Lobha : mendapatkan keuntungan, beruntung.
  2. Alobha : mendapatkan kerugian, tidak beruntung.
  3. Yaso : memperoleh kedudukan dan kekuasaan.
  4. Ayaso : tidak memperoleh kedudukan dan kekuasaan.
  5. Ninda : dicela.
  6. Pasamsa : dipuji.
  7. Sukkha : mengalami kebahagiaan.
  8. Dukkha : mengalami penderitaan.

Apabila salah satu dari delapan kondisi dunia itu timbul, seseorang harus merenungnya demikian : “Kondisi itu telah timbul pada diriku, tetapi ia tidak kekal dan dukkha, sifatnya adalah dapat berubah, dan tidak tetap, harus diketahui sebagaimana adanya, dan tidak seharusnya aku dikuasai oleh pikiran”.
Dengan kata lain, seseorang janganlah terlalu bergembira terhadap hal-hal yang menyenangkan dan bersedih terhadap hal-hal yang tidak menyenangkan.

A. IV 157.

2. Delapan cara yang menandai apakah yang merupakan Dhamma dan Vinaya dan apakah yang bukan merupakan Dhamma dan Vinaya.
Apabila suatu Dhamma, apapun juga mereka adanya, dan dengan alasan apapun, jika bertujuan:

  1. Merangsang indria-indria dan pikiran.
  2. Tidak membebaskan diri dari dukka.
  3. Tidak membuat puas dan bahagia dengan apa yang dimiliki.
  4. Menginginkan banyak
  5. Tidak puas dengan apa yang telah dimiliki, dengan kata lain, setelah memperoleh ini, ingin itu.
  6. Terlalu banyak bergaul dengan teman-teman di dalam masyarakat (hanya untuk para Bhikkhu).
  7. Malas dan menghabiskan waktu dengan sia-sia.
  8. Sukar dirawat dan dibantu (banyak keinginan dan tidak pernah merasa puas dengan apa yang telah diperolehnya).

Maka, kita mengetahui bahwa Dhamma macam ini adalah bukan Buddha Dhamma ataupun Vinaya, ataupun ajaran “Sang Guru” Agung.

A. IV. 280

Sebaliknya, apabila Dhamma ini, atau apapun juga mereka adanya, adalah untuk tujuan:

  1. Mengurangi rangsangan indria-indria dan pikiran.
  2. Membebaskan diri dari dukkha.
  3. Tidak memupuk kilesa (kekotoran-kekotoran batin).
  4. Puas dengan sedikit.
  5. Puas dan bahagia dengan apa yang telah dimiliki.
  6. Hidup di tempat-tempat yang sunyi jauh dari orang-orang lain (hanya untuk para Bhikkhu).
  7. Usaha yang bersemangat.
  8. Mudah dirawat dan dibantu.

Maka kita mengetahui bahwa Dhamma semacam ini adalah Dhamma dan Vinaya yang telah diajarkan oleh “Guru Agung” Sang Buddha.

A. IV. 280.

3. Ariya Atthangika Magga – Jalan Mulia yang mempunyai delapan faktor-faktor:

  1. Samma ditthi : Pengertian Benar; dengan kata lain, kebijaksanaan dengan pengertian Empat Kebenaran Mulia.
  2. Samma sankappa: Pikiran Benar; dengan kata lain, pikiran-pikiran yang bebas dari keinginan, nafsu membalas dendam (kebencian), dan ingin melukai orang lain.
  3. Samma Vaca : Ucapan Benar; dengan kata lain, menghindari perbuatan jasmani yang keliru melalui ucapan.
  4. Samma Ajiva : Penghidupan Benar; dengan kata lain, menghindari bentuk-bentuk penghidupan yang membawa seseorang pada jalan yang salah.
  5. Samma Vayama : Usaha Benar; dengan kata lain, memiliki empat macam usaha benar.
  6. Samma Sati : Kesadaran Benar; dengan kata lain, kesadaran di dalam empat Satipatthana.
  7. Samma Samadhi : Konsentrasi Benar; dengan kata lain, mengembangkan empat pencerapan (Jhana).

Di dalam delapan faktor-faktor ini, Pengertian Benar dan Pikiran Benar dikelompokkan di dalam perkembangan Pañña. Ucapan Benar, Perbuatan Benar dan Penghidupan Benar dikelompokkan di dalam perkembangan Sila. Usaha Benar, Kesadaran Benar dan Konsentrasi Benar dikelompokkan di dalam perkembangan Samadhi.

M. I. 151 ; Vbh. 235 – 486