
Studi: Sebelum Meninggal, Anda Akan Melihat Kilas Balik Kehidupan
Liberty Jemadu
Selasa, 31 Januari 2017 | 07:11 WIB
Suara.com – Perjalanan hidup Anda akan berputar kembali dan menjadi kenangan terakhir yang Anda lihat sebelum meninggal, demikian dikatakan para ilmuwan di Israel. Ini bisa terjadi karena bagian otak yang menyimpan semua kenangan adalah yang bagian tubuh yang masih berfungsi setelah seluruh tubuh Anda mati.
Meski demikian, terang para ilmuwan yang menulis temuan mereka dalam jurnal Consciousness and Cognition, kilas balik hidup Anda tidak akan berputar secara kronologis, tetapi akan muncul secara acak.
Kesimpulan ini diperoleh para ilmuwan di Universitas Hadassah, Yerusalem, setelah mereka meneliti orang-orang yang pernah mengalami “near death experience” atau mati suri.
Ada tujuh pengalaman yang dianalisis oleh para ilmuwan dalam studi yang mereka sebut sebagai “life review experience (LRE)” itu.
Dalam wawancara, para responden yang pernah mengalami mati suri menjelaskan bahwa saat itu mereka sama sekali kehilangan kemampuan untuk mengiderai waktu. Ketika itu semua pengalaman dari masa lalu mulai terlintas kembali.
“Saat itu saya seperti tidak berada di dalam ruang dan waktu, sehingga pertanyaan ini sangat sukar dijawab. Urutannya tidak linear, tidak ada batas waktu. Saya seperti sudah berada di sana selama berabad-abad,” tulis salah satu responden tentang pengalamannya.
“Semuanya terjadi secara bersamaan… meski pikiran saya sebagai manusia masih bisa membedakan pengalaman-pengalaman masa lalu tersebut,” imbuh responden tersebut.
Selain itu, salah satu hal yang paling menonjol yang ditemukan adalah ledakan emosi yang ekstrem dan sering kali para responden bisa merasakan emosi dari orang lain atau dari sudut pandang orang lain.
“Saya bisa masuk ke setiap orang dan bisa merasakan penderitaan yang pernah mereka alami dalam kehidupannya. Saya seperti diizinkan untuk melihat bagian-bagian dalam hidup mereka dan merasakan apa yang mereka rasakan,” tulis responden yang lain.
Responden lain menulis bahwa, “Saya bisa melihat, merasakan pengalaman ayah saya dan dia membagikan pengalaman masa kecilnya dengan saya dan tentang kesukaran yang dihadapinya pada masa kanak-kanak.”
Para responden dalam riset itu mengaku bahwa pengalaman mati suri memberi mereka perspektif baru tentang peristiwa-peristiwa dalam hidup mereka dan pada kehidupan orang lain.
Menurut para ilmuwan, fenomena itu bisa terjadi karena ada bagian-bagian otak yang memang berfungsi untuk menyimpan kenangan otobiografi, seperti prefontal, medial temporal, dan pariental cortices.
Bagian-bagian itu adalah area terakhir di otak manusia yang kehilangan fungsinya saat seseorang meninggal, karena mereka tidak banyak bergantung pada aliran darah dan oksigen. (Daily Telegraph)
Sumber : www.suara.com
Tambahan informasi :
Inilah gambaran yang disampaikan saat terjadinya salah satu ayat Dhammapada dalam Khuddaka Nikaya :
Kisah Cundasukarika
Pada suatu dusun, tidak jauh dari Vihara Veluvana, hidup seorang penjagal babi yang sangat kejam dan keras hati, bernama Cunda. Ia adalah penjagal babi yang sudah berusia lebih dari lima puluh tahun; selama hidupnya, dia belum pernah melakukan suatu perbuatan yang bermanfaat.
Sebelum dia meninggal, dia sakit parah dan mengalami penderitaan yang berat. Dia mendengkur, berteriak-teriak, dan terus menggerakkan tangan dan lututnya untuk merangkak seperti babi selama tujuh hari. Sebelum meninggal dunia, dia mengalami penderitaan seperti kalau dia berada di neraka (niraya). Pada hari ketujuh, penjagal babi itu meninggal dunia, dan dilahirkan kembali di Neraka Avici (Avici Niraya).
Beberapa bhikkhu yang dalam beberapa hari berturut-turut mendengar teriakan-teriakan dan kegaduhan dari rumah Cunda, berpikir, pastilah Cunda sedang sibuk membunuhi lebih banyak babi. Mereka berpendapat bahwa Cunda adalah seorang yang sangat kejam dan keji. Yang tidak mempunyai cinta kasih dan belas kasihan sedikitpun.
Mendengar pergunjingan para bhikkhu tadi, Sang Buddha berkata, “Para bhikkhu, Cunda tidak sedang membunuhi lebih banyak babi. Perbuatan jahatnya yang lampau telah berbuah. Karena rasa sakit yang sangat, akibat penyakit yang dideritanya, ia melakukan hal-hal yang tidak normal.
Sekarang ia telah meninggal dan terlahir di alam neraka.
Oleh karena itu, seseorang yang melakukan perbuatan jahat, akan selalu menderita akibat dari perbuatan jahat yang dilakukannya; dia menderita dalam dunia ini, sama seperti pada alam berikutnya.
Hal itu diwejangkan oleh Sang Buddha dengan membabarkan syair 15 berikut ini:
Di dunia ini ia bersedih hati.
di dunia sana ia bersedih hati.
pelaku kejahatan akan bersedih hati,
di kedua dunia itu.
ia bersedih hati dan meratap,
karena melihat perbuatannya sendiri,
yang tidak bersih.