From BLORA With LOVE

From BLORA With LOVE _/_

by Wedyanto Hanggoro on Wednesday,
24 November 2010 at 13:31

Beberapa waktu yg lalu, saya memperoleh kesempatan yg sangat berharga untuk mendampingi YM. Bhante Uttamo dalam sebuah seminar “Mengubah Marah Menjadi Ramah” di Blora, Jawa Tengah. Terlepas dari kulinernya yg mak nyus (terutama lontong tahu dan sate ayamnya, hehehe…), acara seminar tersebut telah memberikan banyak pembelajaran bg diri dan juga hidup saya.

Selain dari materi yg tersampaikan pada acara tersebut, saya juga banyak belajar dari keramahan penduduk kota Blora dan juga kemampuan public speaking serta kerendahan hati dari seorang Bhante Uttamo. Audiens yg hadir kebetulan lebih dari 80% adalah penduduk pedesaan (terutama dr wilayah Lasem, Rembang, dan sekitarnya. Kalo gak salah ada juga yg hadir dr Pati dan Semarang) yg mayoritasnya kebetulan memiliki latar belakang pendidikan yg sedikit kurang, bahkan  beberapa ada yg masih  buta huruf dan banyak diantara mereka yg ternyata gak bisa dan juga gak ngerti bhs Indonesia.

Saya sendiri sempet panik tapi untungnya mereka tetep bisa tertawa saat saya tampil, tapi ternyata bukan karena saya bagus, tapi mereka ngikik2x karena bahasa Jawa saya yg super berantakan (duh, padahal udah sempet GR.com, wakakakakakak…). Tapi it’s OK-lah yg penting suasana bisa cair dan materi dr kedua pembicara juga bisa tersampaikan dgn maksimal. Maklumlah, meski background saya Jawa, tp saya dr Jawa Timur (Surabaya) yg notabene bahasa Jawanya mungkin mirip dgn kondisi bahasa Betawi, bila dibandingkan dgn bhs Jawa di daerah Jawa Tengah yg cenderung halus, tapi karena saya udah lama pindah Jakarta, akhirnya jadi banyak yg lupa dan mjd gubrak prikitiew, hahaha…

Romo Dharmanadi Chandra (akrab dipanggil Ko Ayauw) saja sempet nervous pd awal2x acara karena materi beliau yg sudah sangat bagus, tapi ternyata sedikit bertemu kendala saat delivering (karena latar belakang audiens tersebut), meski akhirnya beliau bisa juga menguasai keadaan saat closing dan dgn sebuah resume yg sangat indah dan juga inspiratif (terutama share kisah nyata beliau saat bisa lolos dr maut) skaligus membuat terharu para peserta.

Sedangkan Bhante Uttamo, memberikan materi dgn singkat, padat dan juga efektif serta penuh letupan2x humor khas Bhante yg sukses membahagiakan para peserta yg hadir. Adapun resume singkat dr materi Bhante yg tampil begitu lepas dan juga luar biasa hari itu adalah sbg berikut:

Tips untuk Mengubah Marah jd Ramah:

  1. Diawali dgn belajar MENERIMA PORSINYA MASING2X;
  2. Dilanjutkan dengan menyadari bahwa HANYA PRAKTEK KEBAJIKANLAH YG AKAN MEMBERIKAN KEBAHAGIAAN SEJATI, YG SAYANGNYA ITU MEMERLUKAN PROSES PELATIHAN DI SEPANJANG HIDUP KITA;
  3. Kemudian memerlukan pengertian BAHWA SETIAP PERJUANGAN PERLU PENGORBANAN;
  4. Dan terakhir, mampu memahami BAHWA SETIAP KEPUTUSAN YG DIAMBIL MEMILIKI RESIKONYA MASING2X, OLEH KARENA ITU PERLU ADANYA RASA TANGGUNG JAWAB TERHADAP SEGALA TINDAKAN YG DILAKUKAN, MESKI ITU SEKECIL APAPUN.

Proses ini harus lengkap dan wajib dilakukan secara simultan juga berurutan serta dilaksanakan seumur hidup kita, karena PELATIHAN KESABARAN BUKANLAH SEBUAH PROSES INSTAN.

Pada sesi Tanya Jawab pun, kedua pembicara juga sangat luar biasa dalam memenuhi rasa penasaran para audiens (terutama topik2x krusial spt pekerjaan nelayan dan petani (yg kebetulan merupakan profesi utama dr sebagian besar audiens yg hadir) yg terpaksa banyak melakukan pembunuhan dan juga beberapa curhat ttg sikap emosional anak kepada orang tuanya dan bagaimana solusinya karena itu sangat kurang sesuai dgn Dharma dan juga praktek yg salah dalam membalas budi kebajikan orang tua).

Melihat semangat yg begitu menggebu2x dr para audiens (yg ternyata begitu haus Dharma, karena kurangnya SDM di tempat mereka, khususnya yg memahami Dharma dgn sangat2x baik skaligus kemampuan bahasa Jawa yg juga bagus), saya jd berpikir. Mengapa acara2x seminar slama ini melulu berpusat di kota2x besar yg notabene memiliki kebaktian regular yg rutin dan juga nyaris tidak kekurangan Dharmaduta, yang pada akhirnya karena terlalu banyak dan sering diadakan, kemudian akhirnya mjd sebuah kejenuhan yg berujung pada nyaris sepinya audiens di beberapa seminar yg diselenggarakan (sedangkan melihat kemarin di kota kecil, penduduk desa bisa berduyun-duyun dengan penuh semangat yg nyaris tak pernah saya bayangkan sebelumnya).

Ini sungguh2x perlu jd bahan renungan bg kita semua, bahwa masih begitu banyak saudara2x kita yg haus akan Dharma nun jauh di pelosok sana, tapi kita malah asyik “bermain” di arena yg salah (karena pemainnya sudah terlalu penuh di sini, hehehe…). Semoga tulisan ini bisa menjadi reminder buat kita semua, terutama bagi diri saya pribadi (yg kebetulan merasa sangat beruntung karena mendapat kesempatan memperoleh pengalaman yg sangat indah skaligus berharga bagi hidup saya tersebut). Banyak anumodana saya berikan kepada kedua pembicara, YM. Bhante Uttamo Mahathera dan Romo Dharmanadi Chandra atas keindahan pembelajaran yg saya peroleh dr share beliau berdua hari itu. Juga kepada seluruh keluarga besar Panitia dari Vihara Karuna Bhumi Blora & Vihara Buddha Kirti Surabaya atas kesempatan yg diberikan bg saya untuk menjadi Moderator pada acara tersebut, dan juga kepada seluruh pihak lain yg tak dapat saya sebutkan namanya, termasuk kepada seluruh audiens yg juga sangat luar biasa hari itu 🙂

Banyak terima kasih khusus juga saya sampaikan kepada Ibu Lilik dan keluarga yg telah memberikan begitu banyak kebajikan yg tak terlupakan sehingga saya merasa disambut bagaikan anggota keluarga mereka sendiri slama saya di Blora, dan yg paling penting, saya bisa belajar tentang arti keindahan Dharma yg sesungguhnya dr keluarga Ibu Lilik yg meski berbeda keyakinan (kebetulan hanya Ibu Lilik yg menjadi siswa Sang Buddha dalam keluarganya) namun sekeluarga bisa bekerja sama dgn sangat kompak dalam mengadakan acara seminar Buddhis tersebut, sangat inspiratif _/_

Doa saya slalu untuk kesuksesan dan kebahagiaan di dalam Dharma, bagi semua pihak yg terlibat dlm acara tersebut. Skali lagi terima kasih atas segala kebajikan yg diberikan dan juga kesempatannnya bg saya, serta mohon maaf yg sebesar2x-nya kepada semua pihak atas segala kekurangan dalam pelayanan saya pada saat seminar berlangsung, dan juga mungkin apabila ada kata2x dan tindakan saya yg kurang berkenan di hati semua pihak slama saya di Blora. Selalu semangat dalam berkebajikan dan semoga semua makhluk slalu hidup berbahagia, jia you & bless u always _/_

Penuh cinta

Dari Blora

Wedy

Leave a Reply 0 comments