Turn Back Bullying

 

 

TURN BACK BULLYING
4 Maret 2018, Hotel Pullman
(Sebuah rangkuman)

Buddhism on cyber, physical, verbal and social bullying

Narasumber dari 3 aliran :
YM. Bhikkhu Uttamo Mahathera
Khenpo Khentse Norbu Rinpoche
YM. Bhiksu Bhadra Pala Sthavira

 

 

Khenpo Khentse Norbu Rinpoche ~ Tantrayana

Ada 10 jenis dosa (ketidakbajikan) yang harus dihindari dari perbuatan, ucapan dan pikiran :

Jenis perbuatan:
1. Membunuh, akan masuk ke alam neraka (alam rendah)
2. Mencuri, dapat terlahir di alam peta
3. Selingkuh (perbuatan asusila), dapat terlahir di alam binatang

Jenis ucapan:
4. Berbohong, dapat terlahir di alam binatang
5. Adu domba/ pecah belah, juga dapat terlahir menjadi binatang yang kepalanya 2 atau lidahnya 2
6. Ucapan kasar, melukai hati
7. Membual, ucapan kosong

Jenis pikiran:
8. Serakah
9. Benci, dendam
10. Pandangan salah

Kaitannya dengan bullying, jaman sekarang tidak hanya lewat perbuatan dan ucapan tapi sekarang banyak yang lewat internet, medsos.

Hati-hati, bullying lewat internet dan medsos ini termasuk ketidakbajikan.

Kata-kata dapat menjadi senjata yang menembak ke dalam hati dan pikiran yang lukanya tidak bisa sembuh. Bullying dapat membuat orang gila dan bahkan bunuh diri.

Dalam Buddhisme, ada 3 jenis harta : materi, kecerdasan, keberuntungan dari kebajikan (paling berharga)

Orang yang sudah mempunyai harta ketiga akan sadar untuk tidak akan membully.

Yang paling sering membully rata-rata orang yang punya kekayaan materi. Tolong orang tua dan guru tanggung jawab ingatkan anak-anak mereka.

 

 

YM. Bhiksu Bhadra Pala Sthavira (Suhu Xian Bing) ~ Mahayana

Bullying sudah seperti wabah, di sekolah ,di tempat kerja, bahkan di vihara juga terjadi.

Bagi yang jomblo dan sering dibully, bisa ikuti jejak para Sangha, dijamin tidak ada yang berani bully padahal Sangha adalah jomblo sejati ?

Ada 1 kasus, di mana ada 1 anak karena tubuhnya bau jadi teman2 pada menghindar, padahal ketika suhu berbicara dekat dengan anak ini, suhu tidak merasakan bau. Karena teman2nya sering menghindar timbul mindset setiap orang yang menghindarinya itu karena dia bau, dia jadi stres mengurung diri dan sampai ingin bunuh diri.

Sering dibully membuat orang jadi pendiam, sakit2an dan mengucilkan diri dari sosial.

Apa beda bully dan canda?
Canda biasa di antara beberapa orang saling bercanda, tapi bully biasa tertuju pada 1 orang.

Motivasi pembully biasanya karena lebih superior dari sisi materi dan fisik.

Dalam Buddhisme, Sang Buddha sampai Beliau Parinibanna tidak pernah menunjuk diriNya sendiri superior.

Cara mengatasi bullying:
Respons lah dengan cara yang tidak lazim
Misal ada yang mengejek Anda, jawablah dengan terima kasih dan berilah pujian kepada yang mengejek, maka pada akhirnya pembully akan kehabisan kata2.

Tanpa disadari kita sendiri pun sering membully pikiran dan fisik sendiri.
Kita tidak menyadari bahwa fisik kita butuh istirahat dan kita penuhi pikiran dengan hal2 negatif. Sadarilah hal tsb.

Dengan kekuatan cinta kasih (power of metta)
Ada cerita di mana seseorang sering dibully tapi setelah membaca mantra Maha Karuna Darani (Da Pei Zou), keesokannya tidak ada lagi yang membully. Ini salah satu contoh kekuatan cinta kasih.

 

 

YM. Bhikkhu Uttamo Mahathera~ Theravada

Dari kedua narasumber sebelumnya, kita sadari bahwa bully berasal dari pikiran. Pikiran kita merasa punya kelebihan dibanding target yang dibully.
Tidak hanya di tempat2 umum, di rumah pun sering terjadi bully.
Misalnya orang tua sering membandingkan anak pertama dan anak kedua. Ini berdampak pada anak itu sendiri yang pada akhirnya membully diri sendiri. Ini akan membuat anak tsb minder.

Di vihara juga memang banyak yang bully. Misal, saat meditasi tapi tidak bisa diam, tidak hafal paritta. Maka orang bisa bully dengan berkata : “Ha… ga biasa meditasi ya?” ; “Ga pernah baca paritta ya?”

Kita tidak pernah bisa menghentikan bully karena ada saja bahan yang bisa dijadikan bahan bully. Ini semua berasal dari pandangan salah (ketidakbajikan).

Orang cenderung merasa senang ketika membully orang.

Hati-hati canda yang terus menerus juga termasuk membully, sulit membedakan candaan dan bully.

Kamu dan saya itu sama-sama mempunyai kelemahan dan kelebihan.

Dalam Vijaya Sutta:
Bahwa manusia ini hanyalah kumpulan tulang terbungkus daging, otot2, ada lubang untuk keluar ingus, air mata dan kotoran.
Ada satu masa dia akan meninggal dunia, saat itu tubuh yang ganteng, indah, sehat, semua ketika dikubur akan menjadi makanan cacing belatung. Atau ketika dikremasi, langsung menjadi abu. Apa yang disombongkan? Pangkat tinggi? Ketika jadi abu sudah tidak ada harganya lagi, dijual jadi abu gosok pun ga akan laku. Gelar pun hanya satu, yaitu Mendiang.

Dasar kesombongan yaitu kebodohan. Pandangan salah tidak menyadari hidup itu berubah.
Lihatlah kelima jari kita.
Jari tengah adalah diri kita, dua di bawah kita, dua di atas kita. Ada yang memiliki kemampuan di bawah dan di atas kita.

Maka kita tidak berhak membully orang lain.
Renungkan bahwa semua manusia itu sama.
Jika ada yang membully, diam saja dan tersenyumlah.
Sebenarnya ketika kita dibully maka kita itu sedang diperhatikan. Bully itu menunjukkan kekurangan kita tapi kita bisa buktikan walaupun kita ada kekurangan, kita punya kelebihan lain yang lebih berarti. Pada akhirnya yang membully akan terdiam sendiri.

Kita pasti pernah membully karena kita belum pernah mencapai kesucian dan pernah dibully, jangan pernah masukkan ke dalam batin jadikan cambuk untuk meningkatkan kualitas diri yang kita miliki.

 

Sumber Ringkasan : Panitia Dhammatalk Triyana

Sumber foto : Widie Chandra dan Riche Tjandra

 

 

Leave a Reply 0 comments