Hari Raya Agama Buddha 2014 s.d. 2026

Hari-Hari Raya Agama Buddha
Tahun 2014 s.d. 2026*

TAHUN
MAGHA PUJA
WAISAKAPUJA
ASADHA
PUJA
PAVARANA
(KATHINA)
Masehi
Buddhis
Tanggal
Tanggal
WIB
Tanggal
Tanggal
2014
2558 15 Feb. 15 Mei 02.15.37 12 Juli 08 Okt.
2015
2559 06 Mar. 02 Juni 23.18.43 31 Juli 27 Okt.
2016
2560
23 Feb.
22 Mei
04.14.06
20 Juli
16 Okt.
2017
2561
11 Feb.
11 Mei
04.42.09
09 Juli
06 Okt.
2018
2562
02 Mar.
29 Mei
21.19.13
28 Juli
24 Okt.
2019
2563
19 Feb.
19 Mei
04.11.00
17 Juli
14 Okt.
2020
2564 09 Feb. 07 Mei 17.44.51 05 Juli 02 Okt.
2021
2565 27 Feb. 26 Mei 18.13.30 24 Juli 20 Okt.
2022
2566
16 Feb.
16 Mei
11.13.46
14 Juli
10 Okt.
2023
2567
06 Feb.
04 Juni
10.41.19
02 Agst.
29 Okt.
2024
2568
24 Feb.
23 Mei
20.52.42
21 Juli
17 Okt.
2025
2569
12 Feb.
12 Mei
23.55.29
11 Juli
07 Okt.
2026
2570
03 Mar.
31 Mei
15.44.44
29 Juli
26 Okt.

 

Berikut ini adalah nama-nama hari dalam perhitungan penanggalan Buddhis

 

HARI KE...
INDONESIA
PALI
INTERNASIONAL
01
Minggu
Ravi / Adicca
Sunday (Sun)
02
Senin
Canda / Sasi
Monday (Moon)
03
Selasa
Bhumma / Angara
Tuesday (Mars)
04
Rabu
Vudha
Wednesday (Mercury)
05
Kamis
Guru / Garu
Thursday (Yupiter)
06
Jumat
Sukra
Friday (Venus)
07
Sabtu
Sora / Sovara
Saturday (Saturnus)

 

Adapun nama-nama bulan dalam bahasa Pali dan bahasa Sanskerta termasuk padanan waktu pada penanggalan Masehi.

 

Bulan ke...
PALI
SANSKERTA
MASEHI
01
Maggasira
Margasirsa
Nov – Des
02
Phussa
Pausa
Des – Jan
03
Magha
Magha
Jan – Feb
04
Phagguna
Phalguna
Feb – Mar
05
Citta
Chaitra
Mar – Apr
06
Vesakha
Vaisakha
Apr – Mei
07
Jettha
Jyaistha
Mei – Jun
08
Asalha
Asadha
Jun – Jul
09
Savana
Sravana
Jul – Agst
10
Bhaddapada
Bhadrapada
Agst – Sept
11
Assayuja
Asvayuja/Asvina
Sept – Okt
12
Kattika
Kartika
Okt – Nov

 

Sedangkan perhitungan tahun yang setara dengan perhitungan tahun dalam tradisi Tiongkok adalah :

 

Tahun ke...
PALI
IMLEK
SIMBOL
01
Musika
Ci
Tikus
02
Usabha
Gu
Kerbau
03
Vyaggha
Houw
Macan
04
Sasa
Touw
Kelinci
05
Naga
Liong
Naga
06
Sappaka
Coa
Ular
07
Assa
Be
Kuda
08
Elaka
Yo
Kambing
09
Kapi
Kaw
Monyet
10
Kukuta
Ke
Ayam
11
Sona
Kao
Anjing
12
Sukkara
Ti
Babi

*) Keterangan :
Sumber:
Buku “Hari Raya Umat Buddha dan Kalender Buddhis 1996 – 2026”
Susunan Herman S. Endro, 1997

 

TAMBAHAN INFORMASI :


ASAL USUL NAMA HARI DAN BULAN

Ada suatu waktu dalam sejarah awal manusia ketika hari-hari tidak diberi nama! Alasannya sangat sederhana. Manusia tidak menemukan minggu.

Pada waktu itu, satu-satunya pembagian waktu adalah bulan, dan ada terlalu banyak hari dalam satu bulan untuk diberi nama sendiri-sendiri. Tetapi ketika manusia mulai membangun kota-kota, mereka ingin mempunyai hari istimewa untuk berdagang, suatu hari pasar. Kadang-kadang hari-hari pasar ini ditetapkan setiap hari kesepuluh, kadang-kadang setiap hari ketujuh atau setiap hari kelima. Orang-orang Babilonia memutuskan hari pasar harus jatuh pada hari ketujuh. Pada hari ini mereka tidak bekerja, tetapi bertemu untuk berdagang dan mengadakan upacara-upacara keagamaan.

Bangsa Yahudi mengikuti contoh mereka, tetapi mengkhususkan hari ketujuh untuk keperluan keagamaan. Dengan demikian hari Minggu pun muncul. Hari itu adalah hari antara hari-hari pasar. Bangsa Yahudi memberi nama untuk masing-masing hari dari ketujuh hari itu, tetapi sebenarnya itu adalah hitungan setelah hari Sabat (yaitu hari Sabtu). Misalnya, hari Rabu dinamakan hari keempat (empat hari setelah hari Sabtu).

Ketika Bangsa Mesir menggunakan minggu yang terdiri dari tujuh hari mereka menamakan hari-hari itu menurut nama kelima planet, matahari dan bulan. Bangsa Romawi menggunakan nama-nama Mesir untuk hari-hari mereka dalam seminggu: hari Matahari, hari Bulan, hari planet Mars, hari planet Merkurius, hari planet Yupiter, hari planet Venus, dan hari planet Saturnus.

Kita memperoleh nama-nama hari bukan dari Bangsa Romawi tetapi dari Bangasa Anglo-Saxon, yang menamai sebagian besar dari hari-hari menurut nama dewa-dewa mereka, yang kurang lebih sama dengan dewa-dewa Bangsa Romawi.

  • Hari Matahari menjadi ‘Sunnandaeg’, atau Sunday (Minggu).
  • Hari Bulan dinamakan ‘Monandaeg’, atau Monday (Senin).
  • Hari Mars menjadi hari Tiw, yaitu dewa perang mereka. Ini menjadi ‘Tiwesdaeg’, atau Tuesday (Selasa).
  • Hari Rabu berasal dari nama Dewa Woden diberikan menjadi Wednesday (Rabu).
  • Hari Romawi Yupiter, dewa guntur, menjadi hari guntur Dewa Thor, dan ini menjadi Thursday (Kamis).
  • Hari berikutnya dinamakan Frigg, istri Dewa Odin, dan oleh karena itu kita mempunyai Friday (Jumat).
  • Hari Saturnus menjadi ‘Saeterbsdaeg’, terjemahan dari bahasa Romawi, dan kemudian menjadi Saturday (Sabtu).

Satu hari, biasanya dihitung sebagai jarak antara terbitnya matahari dan terbenamnya matahari. Bangsa Romawi menghitungnya dari tengah malam sampai tengah malam, dan kebanyakan bangsa-bangsa modern menggunakan metode ini.

ASAL-USUL PENAMAAN BULAN DALAM KALENDER MASEHI / GREGORIAN

January < Janus (Ianuarius) = dewa pintu gerbang.
February < Februum = pensucian, pagan Romawi kuno merayakan ritual februa di bulan ini.
March < Mars, atau Martius = dewa perang.
April < Aphrilis, atau Aphrodite atau Aphros = Venus atau: April < Apreire = buka, musim tanam-tanaman mulai berbunga.
May < Maia Maiestas = putri tertua dan tercantik dari dewa Atlas.
June < Juno (Romawi) = Hera (Yunani), putri dari Saturnus, istri Jupiter, ibu dari Mars, Minerva dan Vulcan.
July < Julius Caesar = penguasa kekaisaran Roma pertama (50 BC – 44 BC). Sebelumnya bulan ini dinamakan Quintilis = 5, atau bulan ke-lima.
August < Agustus = penguasa kekaisaran Roma ke-dua (42 BC – 14 AD). Sebelumnya bulan ini dinamakan Sextilis = 6, atau bulan ke-enam.
September < Septem, = 7, atau bulan ke tujuh.
October < Octo, atau octa = 8, atau bulan ke delapan.
November < Novem, Novemus = 9, atau bulan ke sembilan.
December < Decem, Decimus = 10, atau bulan ke sepuluh.

SEJARAH KALENDER

Sebelum berdiri kerajaan Roma, kalender Romawi kuno cuma punya 10 bulan (304 hari), dengan Maret (March / Mars) sebagai bulan pertama dan Desember (December / Deci) sebagai bulan terakhir. Musim dingin (Januari – Februari) adalah masa pasif, tidak diperhitungkan dalam kalender.

Ini berlaku di masa awal berdirinya kerajaan Roma oleh raja Romulus. Raja Roma ke-dua adalah Numa Pompillus di tahun 717 BC. Numa Pompilius menambahkan 2 bulan awal di kalender Romawi, yaitu bulan Januari dan Februari menjadi total 12 bulan.

Jauh berabad-abad sebelum ditemukan ilmu astronomi, paganisme Yunani dan Romawi mempercayai bahwa benda-benda langit adalah perwujudan para dewa-dewa mereka. Maka sebaliknya, mereka juga menganggap kehadiran dewa-dewa yang ada di bumi adalah perwujudan dari benda-benda langit. Contoh: planet Mars = dewa Mars > bagi mereka Mars yang benda langit dan Mars yang dewa perang adalah sosok yang sama.

ASAL-USUL PENAMAAN HARI DALAM BAHASA INDONESIA:

– Minggu < Domingo, Portugis = hari minggu/pekan (satuan waktu 7 hari)
– Senin < Itsnain,  Arab = Dua, atau hari ke-2
– Selasa < Tsalasa, Arab = Tiga, atau hari ke-3
– Rabu < Arba’a, Arab = Empat, atau hari ke-4
– Kamis < Khamis, Arab = Lima, atau hari ke-5
– Jum’at < Jum’at, Arab = berjama’ah, atau hari berjama’ah di masjid
– Sabtu < Sabtu, Arab = hari Sabat, hari ibadah umat Nabi, Yusuf, Ayyub, Musa, Harun, Dawud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa, Zakariya, Yahya, ‘Isa…. Para Nabi keturunan Bani Isra’il.

Di antara masa keruntuhan Majapahit dan penjajahan negara-negara Eropa, mayoritas bangsa kita memakai kata Ahad – arti: satu, untuk penamaan hari pertama. Nama hari Ahad masih digunakan dalam banyak tulisan (surat dan buku) sampai dengan awal-awal abad 19.

ASAL-USUL PENAMAAN BULAN DALAM KALENDER HIJRIAH

– Muharram = Haram > haram berperang.
– Safar = Perjalanan > musim para kabilah berdagang keluar daerah.
– Rabi’al-awwal = awal Musim Semi.
– Rabi’al-akhir = akhir Musim Semi.
– Jumada al-awal  = awal Musim Kering / mati (tumbuhan).
– Jumada al-akhir = akhir Musim kering/mati (tumbuhan).
– Rajab = Menghormati > persiapan bekal (fisik & mental) menuju Ramadhan.
– Sya’ban  = Berpencar > berpencar mencari mata air.
– Ramadhan = bulan diturunkan-NYA ayat-ayat al-Qur’an.
– Syawal = Membawa > musim hewan berkembang biak (betina membawa isi).
– Dzu al-Qa’idah = pemilik sikap duduk / tidak berdiri > masa tenang, tidak berperang.
– Dzu al-Hijjah = pemilik masa Hajj / Haji > musim Haji.

VALENTINE’S DAY

1. Yunani:
Gamelion adalah “bulan pernikahan”, dipersembahkan atas masa pernikahan Zeus dan Hera.
Dalam kalender Athena kuno, bulan Gamelion ini berjarak di antara pertengahan Januari dan pertengahan Februari kalender Masehi / Gregorian.

2. Roma:
Lupercalia adalah sebuah festival / ritual Romawi kuno (pagan).
Di hari itu para pemuda laki-laki dan perempuan mengenakan kulit kambing ditubuhnya, lalu dicambuk berkali-kali, dengan kepercayaan setelah itu peranakan bisa subur. Di akhir ritual itu para pemuka agama (pagan) “menjodohkan pasangan-pasangan” laki-laki dan perempuan untuk dinikahkan. Pernikahan itu cuma berlaku satu tahun, yaitu sampai dengan perayaan Lupercalia di tahun berikutnya.

3. Februa adalah sebuah festival/ritual pensucian. Pensucian ini adalah dalam rangka menyambut tahun baru pada masa itu, yaitu bulan Maret.

HALLOWEEN

Adalah evolusi kata dari “all hallows eve” (all hallows even) = Malamnya para orang/roh suci, adalah malam sebelum hari “all hallows day”.
Ini adalah kepercayaan bangsa Celtic kuno pagan merayakan festival arwah-arwah orang mati.
Mereka percaya di malam itu perbatasan antara dunia manusia dan dunia lain menipis, maka para roh-roh jahat bisa menembus masuk. Tujuan mereka bertopeng dan berkostum seram ala setan adalah dengan maksud menyamar sebagai roh jahat juga, adalah dalam rangka ‘tricking’ supaya dikira “sesama atau teman” dan tidak disakiti.
Yang pasti, topeng dan kostum MOGerz di purgatory adalah sebaliknya, untuk MENGHINA setan, bukan untuk menyamar.

Sumber :
internet