Indonesia Tipitaka Chanting 2015

 

 

INDONESIA TIPITAKA CHANTING

&

ASALHA MAHAPUJA

2559 / 2015

Borobudur, Pawon, Mendut – Sabtu, Minggu, 25 – 26 Juli 2015

 

 

Tipitaka_Chanting_Juli2015

 

 

Tipitaka Chanting

 

Pertama di Indonesia, Umat Buddha Peringati Asadha di Borobudur
Senin, 27 Juli 2015 | 00:51 WIB

 

MAGELANG, KOMPAS.com – Pertama kali di Indonesia, umat Buddha memperingati hari raya Asadha 2559/2015 di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (26/7/2015). Setidaknya 3.000 umat dari berbagai daerah di Indonesia dan dunia mengikuti kegiatan ini.

Ritual diawali dengan puja bakti oleh sejumlah bhiksu di Candi Mendut dan Candi Pawon yang terletak tidak jauh dari kompleks Candi Borobudur. Setelah itu, mereka melakukan pembacaan paritta atau doa yang termuat dalam Tipitaka (kitab suci Buddha) di Taman Lumbini Candi Borobudur.

Selanjutnya, mereka berjalan membawa relik Buddha mengelilingi Candi Borobudur sembari berdoa. Ketua Panitia, Bhiksu Dhammakaro Thera, menjelaskan, Asadha adalah waktu pertama kali Buddha mengajarkan dharma kepada dunia. Pembacaan Tripitaka, kitab suci agama Buddha, bertujuan melestarikan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya.

“Pembacaan ini perlu diulang kembali agar kita lebih memahami dan melestarikan nilai-nilai Tripitaka yang luhur,” tutur Dhammakaro, Minggu sore.

Lebih lanjut pembacaan ini diharapkan dapat memberikan semangat spiritual bagi umat Buddha untuk lebih menghayati ajaran Buddha Gotama. Dengan demikian, mereka lebih bersemangat untuk menempuh jalan hidup benar menuju kebahagiaan serta memberikan sumbangan nilai dan perilaku yang humanis bagi masyarakat sekitar.

“Bagi umat Buddha, diharapkan bisa meningkatkan keyakinan terhadap Buddha. Dalam doa (paritta) terdapat energi positif yang dibutuhkan oleh semua makhluk hidup dan alam semesta sehingga menciptakan kedamaian,” papar Dhammarko.

Penulis    : Kontributor Magelang, Ika Fitriana
Editor     : Hindra Liauw

 

Sumber :
http://regional.kompas.com/read/2015/07/27/00514761/Pertama.di.Indonesia.Umat.Buddha.Peringati.Asadha.di.Borobudur

 

 

 

Asadha

Ribuan umat Buddha dan para biksu dari dalam maupun luar negeri melakukan peribadatan saat puncak perayaan Hari Asadha di pelataran Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (26/7/2015). Perayaan Hari Asadha yang ditandai dengan pelantunan Tipitaka dilaksanakan untuk memperingati khotbah pertama Sang Buddha Gautama setelah mencapai penerangan sempurna. (JIBI/Solopos/Antara/Hari Atmoko)

 

 

Hari Raya Asadha dan Tipitaka Chanting Digelar di Candi Borobudur
Senin, 27 Juli 2015 15:36 WIB | Nina Atmasari/JIBI/Harian Jogja

 

Harianjogja.com, MAGELANG – Ribuan umat Buddha dari seluruh Indonesia dan beberapa negara tetangga mengikuti perayaan Hari Raya Asadha di Kompleks Candi Borobudur, Sabtu (25/7/2015) hingga Minggu (26/7/2015). Hari Raya Asadha merupakan peringata khotbah pertama Guru Agung Buddha Gotama.

Bikhu Pembina Daerah Jawa Tengah Majelis Sangha Theravada Indonesia, Cattamano menjelaskan rangkaian kegiatan tersebut meliputi Tipitaka Chanting, yakni pembacaan Tipitaka dan puja bhakti agung perayaan Asadha, yakni membawa reliks Buddha ke pelataran Candi Borobudur.

Tipitaka Chanting adalah mengulang kembali khotbah-khotbah Guru Agung Buddha, membaca apa-apa yang dimuat di Tipitaka. “Kegiatan ini bertujuan mengajak umat Buddha agar senang membaca Tipitaka dan agar lebih sering membacanya,” kata dia di sela kegiatan.

Adapun puncak perayaan Asadha, selain kirab, juga dibacakan parita dan mendengarkan khotbah. Sedikitnya 3.000 umat Buddha dari seluruh Indonesia, bahkan dari beberapa negara lain seperti Singapura dan India mengikuti prosesi tersebut. Peserta dari bikhu ada 50 orang.

Pada kegiatan ini, mereka juga berdoa untuk kedamaian umat manusia. Kaitannya kasus intoleransi di Indonesia, menurutnya umat diajak menjaga kerukunan dan perdamaian pada semua manusia sebagai saudara.

Ketua Panitia kegiatan, Bante Dhammakaro Tera menjelaskan Tipitaka adalah kitab suci yang dulunya berupa tuturan lesan, baru pada abad keenam ditulis menjadi buku.

Pembacaan Tipitaka perlu diulang-ulang agar paham, sekaligus melestarikan isi tulisan tersebut. “Tipitaka berisi sastra yang luhur,” sebutnya.

Manfaat pembacaan Tipitaka, lanjutnya, adalah menguatkan saddha (iman) sekaligus mengingatkan kembali akan ajaran Guru Agung Budha. Bante Dhammakaro menuturkan, dalam pembacaan Tipitaka maupun parita doa, ada energi yang memberi kekuatan baik pada tubuh maupun lingkungannya.

 

Sumber :
http://www.solopos.com/2015/07/27/hari-raya-asadha-dan-tipitaka-chanting-digelar-di-candi-borobudur-627664

 

 

 

asadha1

 

 

Borobudur, Jawa Tengah (ANTARA News) – Para biksu, samanera, bersama umat Buddha melantunkan dengan khusuk Kitab Tipitaka dalam rangkaian perayaan Asadha 2559/2015 di Taman Lumbini, dekat Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu.

Rangkaian kegiatan keagamaan Buddha mulai Sabtu pukul 08.00 WIB hingga Minggu (26/7) malam itu, dibuka Pembimbing Masyarakat Buddha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Sutarso, dan ditandai pemukulan gong.

Selain itu, sejumlah biksu senior dari Sangha Theravada Indonesia menyalakan lilin dan dupa di altar besar dengan aneka hiasan yang didirikan di bawah tenda di Taman Lumbini, Kompleks Taman Wisata Candi Borobudur.

Tipitaka adalah kitab suci agama Buddha ditulis dalam bahasa Pali, berisi ajaran Buddha Gautama. Tipitaka berisi aturan kehidupan kebiksuan, filsafat agama, dan khotbah Buddha Gautama, termasuk khotbah pertama kepada lima muridnya, setelah mencapai pencerahan sempurna.

Khotbah pertama Sang Buddha itu, kemudian dirayakan umat sebagai Hari Asadha, yang jatuh sekitar dua bulan setelah Waisak.

Sutarso menyambut gembira pelantunan Kitab Tipitaka dan perayaan Asadha di Borobudur karena hal itu salah satu cara umat mempertahankan dharma yang telah dipelajari secara teoritis.

Setelah mempelajari dharma, katanya saat jeda sesi pertama pelantunan Tipitaka itu, umat melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.

“Setelah belajar teori dan melaksanakan, harapannya umat akan merasakan hasilnya, antara lain berupa keberkahan, panjang usia, dan paras bahagia,” katanya.

Ia menyebut Asadha sebagai perayaan besar dalam keagamaan Buddha yang dilakukan oleh umat dengan harapan semakin meningkatkan iman dan takwa mereka.

Selain itu, katanya, umat memperkuat kerukunan di antara mereka, antarumat beragama lainnya, dan antara umat Buddha dengan pemerintah.

“Juga meningkatkan pendidikan dan pengetahuan melalui jalur formal dan nonformal. Peran umat Buddha juga diharapkan semakin kuat dalam proses pembangunan melalui bahasa keagamaan, yang antara lain berupa cinta kasih, kasih sayang, rasa simpati, dan keseimbangan batin. Itu universal,” katanya.

Ketua Panitia Pelaksana Pusat Indonesia Tipitaka Chanting dan Pujabakti Agung Asadha 2559/2015 Romo Pandita Arya Candra mengatakan puncak perayaan pada Minggu (26/7) di Candi Borobudur, akan dihadiri sekitar 5.000 umat dari Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan provinsi lainnya, dengan sekitar 150 biksu dari dalam negeri dan belasan lainnya berasal dari beberapa negara.

Rangkaian puncak kegiatan keagamaan itu, antara lain berupa prosesi Asalha Mahapuja, penyalaan lilin dan dupa, meditasi, penyampaian pesan Asadha, pemercikan air suci, serta pradaksina di Candi Borobudur.

“Perayaan ini memberikan semangat spiritual bagi umat Buddha untuk lebih menghayati ajaran Guru Agung Buddha Gautama, sehingga umat lebih bersemangat menempuh jalan hidup yang benar menuju kebahagiaan, sehingga umat dapat memberikan sumbangan nilai-nilai dan perilaku hidup yang humanis bagi masyarakat,” katanya.

Tema perayaan Asadha 2559/2015 adalah “Melestarikan Dharma demi Kesejahteraan Bangsa”.

“Dengan pelestarian dharma baik melalui tutur kata maupun kelakuan individu dan sosial bermasyarakat, maka umat Buddha turut berperan nyata dalam peningkatan kesejahteraan bangsa menuju cita-cita keadilan sosial bagi seluruh bangsa Indonesia,” katanya.

 

Sumber :
http://news.analisadaily.com/read/umat-buddha-lantunkan-kitab-tipitaka-di-taman-lumbini-borobudur/154381/2015/07/25

 

 

 

Kumpulan foto Asadha oleh Asen
(Klik foto untuk melihat tampilan yang lebih besar)

 

a b 01
02 03 04
05 06 07
08 09 10
11 12 13
14 15 16
17 18 19
20 21 22
24 25 b

 

 

 

Leave a Reply 0 comments