DHAMMA VIBHAGA
(PENGGOLONGAN DHAMMA)
JILID I
CHAKKA – KELOMPOK ENAM
1. Enam macam Garava – penghormatan:
- Sang Buddha;
- Sang Dhamma;
- Sang Sangha;
- Latihan hidup ke-Bhikkhu-an yang sedang dijalankan (Sikkha).
- Sikap yang selalu waspada dan tidak lengah (Appamada).
- Patisanthara – menerima seorang tamu dalam suatu cara yang pantas.
Seorang Bhikkhu harus mempraktekkan enam bentuk penghormatan ini.
A. III.331
2. Enam macam Saraniyadhamma – cara-cara kehidupan yang membawa pada keharmonian.
- Menyebarkan metta dalam bentuk perbuatan kepada sesama Bhikkhu dan para Samanera, baik sewaktu mereka ada atau tidak. Dengan kata lain, memberikan bantuan secara jasmaniah dalam bermacam-macam pekerjaan dan kegiatan yang berkenaan dengan Sangha. Misalnya merawat seorang Bhikkhu yang sakit dengan perasaan metta.
- Menyebarkan metta dalam bentuk ucapan kepada sesama Bhikkhu dan para Samanera; baik sewaktu ada atau tidak. Dengan kata lain, memberikan bantuan secara ucapan dalam bermacam-macam pekerjaan dan kegiatan yang berkenaan dengan Sangha. Misalnya, memberikan pelajaran dengan perasaan metta.
- Menyebarkan metta dalam bentuk pikiran kepada sesama Bhikkhu dan Samanera, baik sewaktu mereka ada atau tidak. Dengan kata lain, memikirkan hanya hal yang berguna bagi mereka.
- Memberikan kesempatan kepada para Bhikkhu dan Samanera untuk ikut menikmati keuntungan-keuntungan yang telah diperoleh dengan cara benar dan tidak mempergunakan sendiri apa yang telah diperolehnya.
- Selalu menjaga kesucian Sila sewaktu berhubungan dengan sesama Bhikkhu dan Samanera, dan tidak berbuat sesuatu yang melukai perasaan mereka.
- Hidup dengan harmoni bersama para Bhikkhu dan Samanera, dan tidak bertengkar dengan mereka karena perbedaan pendapat dan pandangan.
Seseorang yang berkelakuan sesuai dengan enam Dhamma ini akan dicintai dan dihormati oleh orang lain. Mereka akan menempuh suatu kehidupan yang saling bantu membantu, menghindari pertengkaran, harmoni dan bersatu.
A. III. 288.
3. Enam Ayatana dalam – enam landasan indria dalam:
- Mata.
- Telinga.
- Hidung.
- Lidah.
- Badan jasmani.
- Pikiran.
Ini juga disebut enam indriya.
M. I. 288; Vbh. 70 – 154.
4. Enam Ayatana luar – enam landasan indria luar:
- Bentuk-bentuk yang dapat dilihat.
- Suara.
- Bau-bauan.
- Rasa.
- Sentuhan, berarti obyek-obyek yang berkontak dengan badan jasmani.
- Dhamma, berarti obyek-obyek yang timbul di dalam pikiran.
Ini juga disebut enam arammana.
M. III. 216; Vbh. 70 – 154.
5. Enam Viññana – indria kesadaran :
- Cakkhu-viññana : kesadaran mata; timbul dengan adanya kontak antara mata dan bentuk (Rupa).
- Sota-viññana : kesadaran telinga; timbul dengan adanya kontak antara telinga dan suara.
- Ghana-viññana : kesadaran hidung; timbul dengan adanya kontak antara hidung dengan bau-bauan.
- Jivha-viññana : kesadaran lidah; timbul dengan adanya kontak antara lidah dengan rasa.
- Kaya-viññana : kesadaran badan jasmani; timbul dengan adanya kontak antara badan jasmani dengan sentuhan-sentuhan.
- Mano-viññana : kesadaran pikiran; terjadi karena adanya kontak antara pikiran dengan Dhamma.
D. II. 308; Vbh. 154.
6. Enam Samphassa – kontak.
Apabila salah satu ayatana dalam seperti “mata”, dan salah satu ayatana luar seperti “Rupa”, dan kesadaran, seperti “Cakkhu-viññana” mengadakan kontak, itu disebut Samphassa.
Mereka dinamakan sesuai dengan enam ayatana dalam, yaitu :
- Cakkhu-samphassa;
- Sota-samphassa;
- Ghana-samphassa;
- Jivha-samphassa;
- Kaya-samphassa;
- Mano-samphassa;
S. II. 3; D. II. 309.
7. Enam Vedana – perasaan.
Enam macam samphassa (kontak) tersebut di atas adalah kondisi-kondisi (paccaya) bagi timbulnya vedana (perasaan), kadang-kadang sukkha, kadang-kadang dukkha; kadang-kadang tidak sukkha maupun dukkha.
Mereka dinamakan sesuai dengan enam ayatana dalam, yaitu:
- Cakkhu-samphassaja-vedana;
- Sota-samphassaja-vedana;
- Ghana-samphassaja-vedana;
- Jivha-samphassaja-vedana;
- Kaya-samphassaja-vedana;
- Mano-samphassaja-vedana;
D. II. 309; S. II. 3.
8. Enam Dhatu – unsur-unsur:
- Pathavi-dhatu – unsur tanah;
- Apo-dhatu – unsur air.
- Tejo-dhatu – unsur panas.
- Vayo-dhatu – unsur udara.
- Akasa-dhatu – unsur ruang; ruang kosong di dalam badan jasmani;
- Viññana-dhatu – unsur-unsur yang dapat mengetahui sesuatu (kesadaran).
M. III. 31; Vbh. 72 – 172