Kiriman Bodhi Buddhist Center Indonesia

Petikan Kata
dari Berbagai
Ceramah Dhamma Bhikkhu Uttamo
Kiriman Bodhi Buddhist Center Indonesia
Dari Buku:
Joyful Moments
365 Renungan Bhikkhu Uttamo Mahathera
(2010)

 


JANUARI

 

1.
Keempat harta, yakni keyakinan, kemoralan, kedermawanan dan kebijaksanaan, adalah seperti sumur. Ketika Anda bagikan, airnya tetap sama tapi orang yang kehausan menjadi terbebas dari rasa haus. Jangan hanya menjadi sumber air dalam diri Anda, bagikanlah kepada temah Anda, lingkungan Anda, serta keluarga Anda sehingga kita menjadi sumur kebajikan yang tidak pernah habis.

2.
Banyak orang mempunyai keyakinan agama yang kuat tetapi perilakunya buruk.

3.
Pengendalian ucapan tidak berbohong; pengendalian badan/perbuatan, tidak berzinah dan juga tidak mabuk-mabukan akan mengantar kita hidup bahagia di dunia dan juga bahagia setelah kehidupan ini.

4.
Balaslah jasa ayah dan ibu Saudara sebanyak dan semampu yang bisa Saudara berikan, minimal Saudara tidak rewel, tidak nakal dan tidak menyusahkan orangtua.

5.
Ketahuilah bahwa badan kita ini mulai dari rambut sampai ujung kaki itu sebetulnya bukan milik kita, tetapi milik orangtua. Tidak ada manusia yang dapat menciptakan bagian tubuhnya sendiri.

6.
Penganiayaan dan pembunuhan merupakan dua hal yang saling berdekatan. Pembunuhan yang tidak sukses disebut penganiayaan. Sebaliknya, penganiayaan yang sukses disebut pembunuhan.

7.
Kamma yang harusnya dirasakan oleh seseorang dapat diubah dengan cara mengubah perilakunya menjadi lebih baik dari hari ke hari.

8.
Hasil kamma yang dialami seseorang tidak akan dapat dipindahkan maupun dialihkan kepada fihak lain.

9.
Kebenaran tidak akan berubah hanya karena seseorang mempercayai ataupun tidak mempercayainya.

10.
Selama seseorang melakukan suatu perbuatan dengan niat baik, maka orang itu tetap menanam kamma baik.

11.
Seseorang memilih suatu agama tertentu adalah berdasarkan kecocokan.

12.
Orang yang telah mencapai kesucian tidak akan mengumumkan dirinya sebagai orang yang telah suci kepada masyarakat umum.

13.
Apabila seseorang sering mengembangkan kebajikan, maka hidupnya akan selalu bertambah bahagia. Walaupun ia harus merasakan penderitaan, ia tidak akan terlalu menderita.

14.
Salah satu tujuan pelaksanaan Buddha Dhamma adalah untuk menjadi orang baik yang bijaksana.

15.
Hubungan orangtua dengan anak yang harmonis maupun yang kurang harmonis tentulah ada penyebabnya pula. Salah satu penyebab terjadinya hubungan itu adalah ikatan kamma.

16.
Para umat Buddha hendaknya mampu dengan bijaksana memisahkan antara Buddha Dhamma yang diuraikan dengan perilaku pribadi Dhammaduta.

17.
Seseorang yang berbuat kebajikan dalam kehidupannya yang sedang menderita akan mengkondisikan dirinya mendapat kebahagiaan dalam kehidupan ini maupun kehidupannya yang akan datang.

18.
Sebagai murid Sang Buddha, hendaknya kita mampu membangkitkan dan selalu menjaga agar semangat selalu ada dalam diri kita.

19.
Segelas air diberi satu sendok garam, maka air itu akan terasa sangat asin. Bila jumlah air itu ditambah menjadi satu guci, maka garam sesendok yang berada di dalamnya tidak lagi menimbulkan rasa asin. Contoh ‘air’ di sini adalah sebagai lambang kebajikan, sedangkan ‘garam’ melambangkan keburukan.

20.
Bukan karena makanan atau minuman seseorang dapat disebut sebagai orang baik, melainkan harus dilihat dari perilakunya.

21.
Umat hendaknya setahap demi setahap membersihkan perilaku hidupnya dari ketamakan, kebencian serta kegelapan batin.

22.
Apabila seseorang mampu mengatasi pikirannya sendiri, maka ia akan dapat mengendalikan keinginannya dan bisa membebaskan diri dari jeratan perasaan suka dan duka.

23.
Hendaknya kita ingat baik-baik bahwa badan ini adalah pinjaman dari orangtua. Kita mempunyai kewajiban untuk membalas jasa orangtua, karena sesungguhnya yang paling berjasa di dalam kehidupan kita adalah ayah dan ibu.

24.
Sesungguhnya Ajaran Sang Buddha bukan hanya sekedar upacara sembahyang saja, atau bahan diskusi, bahkan bukan pula merupakan suatu pengetahuan umum, tetapi lebih dari itu. Ajaran Sang Buddha membutuhkan pelaksanaan di dalam kehidupan kita sehari-hari.

25.
Sebaiknya kita tidak hanya ingat mereka yang telah berjasa saja. Tetapi kita juga harus menajdi orang yang baik dengan cara berusaha berbuat baik kepada siapa saja.

26.
Di dunia ini, kita hanya mempunyai satu ayah dan satu ibu kandung. Kalau mereka meninggal, tidak ada yang bisa menggantikannya. Kalaupun ada, mereka bukanlah ayah dan ibu kandung yang memiliki badan Saudara.

27.
Umat Buddha yang sesungguhnya adalah umat yang telah melaksanakan Buddha dDhamma dalam kehidupannya sehari-hari, paling tidak, dengan meniru sikap serta perilaku Sang Buddha Gotatama sebagai Guru Agungnya.

28.
Sebagai manusia yang bisa berpikir, tentu kita harus merenungkan dahulu setiap langkah dan ucapan kita.

29.
Kadang-kadang kita merasa bahwa kita tidak kepingin belajar, ‘Saya sudah cukup”. Padahal, kalau kita mendengar, tentu kita akan mendapatkan banyak manfaat.

30.
Ajaran Sang Buddha memberikan kebahagiaan di dalam batin, sedangkan dalam ilmu pengetahuan Saudara hanya memperoleh kebahagiaan yang bersifat badaniah.

31.
Ilmu pengetahuan tidak bisa memberikan ketenangan batin. Ilmu pengetahuan tidak bisa memberikan kebahagiaan sejati. Ilmu pengetahuan hanya memberikan kebahagiaan semu / membantu kebahagiaan saja.

 

 


FEBRUARI

 

 

1

Kamma juga berhubungan dengan perbuatan saat ini. Apa yang terjadi pada saat ini, itulah yang menentukan kamma kita.

2

Dengan memiliki latihan kemoralan yang kuat, remaja akan lebih mudah menentukan sikap dalam bergaul. Mereka akan mempunyai pedoman yang jelas tentang perbuatan yang boleh dilakukan dan perbuatan yang tidak boleh dilakukan.

3

Kamma bukanlah nasib, karena masih bisa diperbaiki dan diubah dengan melihat fungsi kamma, karena kamma adalah niat berbuat. Perbuatan itulah yang paling penting!

4

Selama seseorang masih memerlukan pihak lain untuk mengendalikan dirinya sendiri, selama itu pula ia akan berpotensi melanggar peraturan bila si pengendali tidak berada di dekatnya.
5

Penghormatan, selain sebagai sarana mengurangi keakuan, juga untuk membiasakan seseorang agar dapat mengenal budi baik orang lain

6

Selain melakukan sendiri, seseorang hendaknya juga mau menganjurkan orang lain melakukan kebajikan yang sama dengan yang telah dilakukannya sendiri.
7

Dengan seringnya melakukan pelimpahan jasa akan mengkondisikan penanaman kamma baik yang cukup banyak pula untuk semua pihak.
8

Seseorang tidak akan pernah mampu untuk hidup sendirian dalam dunia. Ia pasti membutuhkan pihak lain untuk saling membantu. Oleh karena itu, apabila telah disadari bahwa orang tidak dapat hidup sendirian maka orang akan mampu mengurangi rasa keakuan, mengikis kesombongan, orang akan dapat hidup hormat-menghormati. Orang akan menghormati mereka yang patut memperoleh penghormatan.
9

Apabila seseorang dapat merenungkan dan menyadari bahwa setiap orang pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri, maka ia akan melihat dirinya sama dengan orang lain.

10

Menyakiti hati serta membuat sedih orangtua adalah merupakan kamma buruk, walaupun sesungguhnya dalam hal ini orangtua memiliki pandangan yang salah.

11

Hukum Kamma akan berlaku apabila seseorang bertindak dengan didahului adanya niat.

12

Pada saat memberikan uang kepada pengemis, hendaknya ia tidak lagi berpikir tentang kondisi pengemis yang tidak mampu atau hanya merupakan profesi. Pikiran ini akan mengurangi nilai kebajikan yang sedang dilakukan. Lebih baik ia memutuskan secara tegas untuk memberi kepada pengemis itu atau ia tidak akan memberinya, tanpa harus memperhatikan latar belakang si pengemis tersebut.
13

Dengan kebaikan perilaku seseorang, nama baik seluruh keluarga juga akan terangkat.

14

Hendaknya seseorang lebih mengutamakan kecantikan batin daripada kecantikan jasmani.

15

Kebajikan sesungguhnya tidak harus dibatasi oleh waktu dan ruang.
16

Sesungguhnya seorang umat Buddha telah melaksanakan/melakukan penghormatan dengan melaksanakan Ajaran Sang Buddha.
17

Penghormatan yang tidak berisi permintaan ini adalah merupakan penghormatan tertinggi dalam Buddha Dhamma.

18

Seseorang hendaknya bisa selalu menyesuaikan diri dengan lingkungannya, bukan hanya ingin memaksakan kehendak.

19

Dengan mengubah pernyataan menjadi pertanyaan, orang yang tidak sependapat dengan kita tersebut akan merasa diajak berpikir bersama dan tidak merasa digurui.

20

Perasaan sombong dapat timbul dalam diri seseorang karena ia hanya mengingat kelebihan diri sendiri serta memandang orang lain dari sudut kelemahannya.

21

Pertengkaran sesungguhnya bukan merupakan satu-satunya cara untuk menyelesaikan perbedaan pendapat.

22

Orang yang hidup berbahagia walaupun ia melakukan banyak kejahatan dan pelanggaran sila adalah orang yang sedang memetik buah kamma baik yang pernah ia lakukan sebelumnya.

23

Ketika seseorang sedang ber-namaskara kepada Buddha rupang maupun yang lain, dalam hati mengucapkan “Buddham, Dhammam, Sangham… saranam gacchami…” (aku bernaung pada Buddha, Dhamma, Sangha), bukan meminta ataupun memohon. Permohonan kepada arca apapun juga sebenarnya dapat diartikan sebagai “menyembah berhala”.

24

Sikap rendah diri dapat timbul karena orang hanya selalu mengingat kekurangan diri sendiri dan melihat orang lain dari sudut kelebihannya.

25

Terdapat berbagai tingkat surga di alam kehidupan ini. Orang yang banyak mengembangkan kebaikan pasti memiliki kondisi untuk terlahir kembali di alam surga. Semakin banyak kebajikan yang dilakukannya, semakin tinggi pula surga yang akan menjadi tempat kelahirannya.

26

Seperti seorang pelari maraton yang mengerti tugasnya untuk berlari dan terus berlari sampai akhirnya ia tiba di garis Finish, hendaknya ia tidak lagi hanya berhenti di tengah perjalanan serta melakukan berbagai perenungan yang akan membuang waktu serta kesempatan berharga yang dapat dicapainya.

27

Seorang umat Buddha harus menjadi teman untuk mereka yang sedang mengalami kesedihan.

28

Orangtua hendaknya menjadi sahabat anak. Orangtua hendaknya selalu menjalin dan menjaga komunikasi dua arah dengan sebaik-baiknya, sehingga anak tidak merasa takut menyampaikan masalahnya kepada orangtua.

29

Ucapan sebaiknya berisikan kalimat yang menyejukkan serta menyenangkan batin semua pihak yang mendengarnya.

 

 


MARET

1

Harapan tidak selalu menjadi kenyataan. Sebaliknya, kenyataan tidak selalu sesuai dengan harapan.

2

Ilmu pengetahuan yang sedemikian membanggakan kadang dapat berubah menjadi monster yang sangat mengerikan.
3

Walaupun seseorang dapat berdana materi dalam jumlah yang cukup besar, selama ia masih belum dapat memaafkan musuh atau orang yang dibencinya, maka dana yang dipersembahkannya adalah dana yang masih bersifat materi serta masih merupakan dana tingkat awal.

4

Meditasi membiasakan seseorang menyadari bahwa hidup adalah saat ini. Tadi kita sudah pernah hidup, tetapi sudah tidak hidup. Nanti kita akan hidup, tetapi belum tentu hidup. Saat inilah hidup. Manfaatkanlah.
5

Pembahasan Buddha Dhamma di manapun juga, oleh siapapun juga, hasilnya akan dan harus tetap sama.
6

Dengan menyadari manfaat langsung melakukan kebajikan melalui ucapan, perbuatan dan pikiran, seseorang hendaknya akan selalu berkarya dengan semaksimal
mungkin. Ia akan memanfaatkan waktu kehidupan ini dengan sebaik-baiknya.
7

Apabila kesalahan yang berupa pelanggaran sila itu dilakukan karena kondisi terpaksa, seperti seorang prajurit yang menembak mati musuhnya di medan perang, maka buah kamma buruk yang akan diterimanya tidak sebesar kalau kesalahan itu dilakukan dengan bukan berdasarkan keterpaksaan.

8

Sikap lemah lembut sering dapat mengubah perilaku orang yang kejam. Sikap lemah lembut dan penuh kebijaksanaan ini sering lebih bermanfaat daripada pukulan maupun tindakan kejam lainnya.

9

Usaha tanpa kekerasan inilah yang menjadi dasar timbulnya kebijaksanaan. Kadang, justru dengan kelembutan, orang akan lebih tertarik mengikuti sikap dan pandangan orang lain.

10

Kesabaran hendaknya dilakukan bersamaan dengan kebijaksanaan. Kesabaran tanpa kebijaksanaan dapat menjadikan orang baik namun kurang mampu bertindak tepat.

11

Sikap tegas adalah keberanian menunjukkan pendirian yang dimiliki. Kuatnya seseorang mempertahankan suatu pendirian kan menimbulkan usaha keras untuk mencari cara agar orang lain dapat menerima pendiriannya itu.
12

Tindakan seseorang pada saat ini, apakah itu baik maupun buruk, yang dilakukan melalui ucapan, perbuatan dan juga pikiran, akan memberikan hasil dalam kehidupan ini maupun kehidupan yang selanjutnya. Tindakan ini disebut sebagai menanam kamma.

13

Sesungguhnya, kebahagiaan hidup bukanlah karena seseorang telah memiliki segala bentuk kenikmatan duniawi. Kebahagiaan adalah kemampuan seseorang untuk menguasai pikirannya sendiri serta memenuhinya dengan gelombang cinta kasih.

14

Dalam menyelesaikan suatu permasalahan, umat Buddha bila perlu dapat mengambil sikap tegas untuk membereskan suatu masalah. Namun, sikap tegas bukanlah harus berlaku kejam ataupun memukul orang lain.

15

Apabila kita dapat menemukan kekurangan orang, segera hindarilah sikap buruk semacam itu karena kita memiliki kemungkinan yang sama untuk melakukannya.
Sedangkan apabila kita melihat kelebihannya, segera tirulah agar kita juga memperoleh keberhasilan yang sama.

16

Seseorang yang ber-dana hendaknya dapat menjaga pikirannya agar selalu merasa bahagia SEBELUM menyerahkan dana, ia bahagia PADA SAAT menyerahkan dana dan ia hendaknya juga tetap bahagia SETELAH menyerahkan dana.

17

Apabila kita ingin diperhatikan orang, mulailah dengan memberikan perhatian kepada orang lain.

18

Pola pikir hendaknya dikendalikan agar seseorang jangan hanya baik pada ucapan dan perbuatan luarnya saja, namun juga dalam pikirannya.
19

Nasib sesungguhnya adalah merupakan kumpulan buah perbuatan baik maupun buruk yang telah pernah dilakukan seseorang.
20

Kalau dalam kehidupan kita ini banyak diisi dengan hal-hal yang bermanfaat sambil merenungkan bahwa “kehidupan adalah tidak pasti, kematianlah yang pasti” maka pastilah setiap saat kita akan selalu bersemangat mengisi hidup kita dengan sebaik-baiknya.
21

Hukum Kamma diumpamakan sebagai sebuah sawah yang mempunyai tanaman padi dan jagung, di mana tanaman padi dan jagung tersebut mempunyai usia panen yang berbeda, maka tanaman jagung tentu akan panen terlebih dahulu daripada tanaman padi.

22

Orang akan terdorong untuk melakukan kebajikan karena menyadari bahwa buah kebahagiaan akan dialami sendiri. Sebaliknya bila ia mengalami kesulitan, ia tidak akan putus asa karena sadar bahwa ia sendirilah yang dapat mengubah tangis menjadi tawa.
23

Nasib dapat diperbaiki, dengan melakukan tindakan tertentu.

24

Kadang-kadang si penceramah memang masih suka marah-marah sewaktu dia mengajarkan tentang kesabaran dan pengembangan cinta kasih kepada semua makhluk. Kita mungkin akan menertawakannya dalam hati. Inipun merupakan kekeliruan. Mengapa demikian? Dia sebagai manusia memang punya kesalahan serta kekurangan, tetapi ingatlah bahwa ceramah yang diberikannya adalah sabda Sang Buddha, Buddha Dhamma inilah yang perlu kita dengarkan.
25

Umat dan bhikkhu bagaikan mitra kerja. Anda sebagai umat silahkan memperingatkan bhikkhu. Tanpa Anda, umat yang memperingatkan bhikkhu, kadang-kadang bhikkhu bisa salah jalan, karena bhikkhu bukanlah orang suci, bhikkhu adalah orang yang sedang belajar untuk mencapai kesucian. Kalau bhikkhu melakukan kesalahan dan Anda mendiamkannya, Anda sebetulnya sedang menjerumuskannya. Setelah terjerumus, Anda sebagai umat yang akan malu sendiri.

26

Kehidupan ini tidaklah pasti, kematianlah yang pasti. Oleh karena itu, setiap hari, setiap saat, hendaknya kita mengisi kehidupan ini agar selalu berkualitas.
27

Kebijaksanaan adalah kemampuan membedakan yang penting dan tidak penting, dan tentu saja memilih yang penting dan meninggalkan yang tidak penting. Setiap orang mempunyai kepentingan masing-masing.

28
Siapa yang membuat kita bahagia? Diri kita sendiri.

29

Pikiran kita tidak bisa melakukan dua hal pada saat yang bersamaan.
30

Ketika emosi Anda timbul, janganlah mengeluarkan kata-kata, karena hasil yang keluar dari ucapan nantinya sangatlah buruk.

31

Hendaknya kita juga mampu memisahkan antara kritik yang membangun atau menghancurkan. Bila kritikan itu membawa manfaat, gunakanlah kritikan itu untuk mengubah sikap hidup kita. Tetapi kalau kritikan itu tidak bermanfaat, lupakanlah kritikan itu, anggaplah itu sebagai angin lalu, kemudian buktikanlah bahwa kita tidak sejelek yang dikritikkan tadi.

 

 


APRIL

1

Pikiran yang positif kadang bisa juga memberikan perubahan dalam diri seseorang.
2

Dalam kehidupan ini, hal yang penting bukanlah panjang pendeknya umur, melainkan berapa banyak Dhamma yang telah kita pelajari serta berapa dalam Dhamma yang telah kita laksanakan.

3

Di dalam kehidupan ini, kita bisa bertemu dan berkumpul dengan seseorang, itu karena ada ikatan kamma, di mana ada kemungkinan ada yang sedang menagih hutang atau sebaliknya.

4

Hendaknya kita melakukan dana (kerelaan), sila (kemoralan), dan samadhi (konsentrasi) seakan-akan ini adalah hari terakhir kita, besok kita tak akan hidup lagi.

5

Dengan mengenal Dhamma, mengenal Jalan Mulia Berunsur Delapan, sebetulnya kita telah mengenal Jalan Dhamma, Jalan Keselamatan.

6

Luka yang Anda goreskan ke seseorang tidak akan bisa menghilang hanya dengan meminta maaf, karena luka goresan itu akan selalu membekas.

7

Kebencian itu tidak akan menyelesaikan masalah, justru masalah itu bisa diselesaikan dengan cinta kasih.

8

Di dunia ini, begitu banyak orang baik yang kurang bijaksana sehingga mencelakai dirinya sendiri. Oleh karena itu kebijaksanaan sangatlah diperlukan dalam hidup ini.

9

Kita hendaknya merenungkan Dhamma itu agar dapat kita laksanakan di dalam kehidupan sehari-hari.

10

Siapapun yang memberikan pembabaran Dhamma janganlah dibeda-bedakan, hal yang terpenting adalah memperhatikan isi ceramah Dhamma-nya.

11

Kesibukan sesungguhnya dapat diatur sendiri, karena memang kita sendirilah yang membuat kesibukan.

12

Kalau kita dapat mengenal Dhamma dan mencicipinya walaupun hanya sejenak, berarti kita telah merasakan surga, surga kehidupan.

13

Orangtua tidak selalu benar, karena orangtua juga manusia.

14

Suatu hari kita mengenal Dhamma adalah lebih baik daripada tidak mengenal sama sekali.

15

Bahwa Anda semua datang bukan dengan kesempurnaan, ada kelebihan yang Anda miliki, tetapi juga ada kekurangan, dan kadang kekurangan Anda itulah kelebihan Anda.

16

Orang bijaksana yang mampu menyadari kebenaran ini adalah bagaikan lidah yang dapat merasakan sayur yang melewatinya sebelum masuk ke perut. Orang yang tidak
bijaksana hanya bagai sendok, menyendoki sayur ke mana-mana tetapi tidak pernah merasakan rasa sayur itu sendiri.
17

Di dalam agama Buddha, permasalahan bukan pada umur panjang ataupun pendek, mati muda ataupun mati tua, melainkan sejauh mana orang itu mampu mengisi kehidupannya dengan hal yang bermanfaat.

18

Seseorang bisa mengoptimalkan pikirannya ketika dia bisa melihat pikiran itu sebagaimana adanya.

19

Jika kita ke vihara, hendaknya bukan hanya badan jasmaninya saja yang datang, melainkan juga pikirannya, juga telinganya.

20
Penting tidaknya sesuatu kembali pada diri kita masing-masing. Makin bisa Anda membedakan yang penting dengan yang tidak penting, Anda makin bijaksana. Makin Anda tidak bisa membedakan sehingga Anda semakin sering terjebak di dalam kesulitan, berarti kebijaksanaan Anda harus dilatih dengan belajar dari berbagai kesulitan yang sudah dilewati.

21

Apa yang Anda ungkapkan itu sesungguhnya menjadi cerminan dari batin Anda.

22

Keyakinan pada Buddha Dhamma dapat goyah karena pengertian akan Hukum Kamma masih belum terlalu dimengerti, masih kurang dalam melaksanakan Ajaran Sang Buddha.

23

Jadilah pelaku sejarah, jangan hanya jadi saksi sejarah.

24

Hidup ini sangat cepat, perubahan terjadi sangat cepat. Waktu sangat cepat, kematian bisa datang setiap saat.

25

Sukses adalah aktivitas, aktivitas untuk mencapai sesuatu tanpa kenal rasa takut, rasa putus asa, tetapi selalu berjuang, bahkan kalau bisa, menjadikan semua kegagalan yang kita alami sebagai pelajaran.

26

Berkah tidak memerlukan biaya.

27

Walaupun pasangan hidup kita yang salah, lalu apa salahnya jika kita tersenyum duluan, kita ngomong duluan. Kenapa kita harus gengsi? Pada saat kita bisa seperti itu, kita sudah jalani apa yang disebut sebagai kerelaan.

28

Bila kita menghormat pada para bhikkhu, tapi kita tidak bisa menghormat pada orangtua kita, maka sesungguhnya itu bukanlah berkah yang sesungguhnya.

29

Penuhilah batin Anda dengan berpikir “semoga semua makhluk berbahagia”, sehingga kita tidak tertarik untuk ikut mengotori batin kita dengan hal-hal yang tidak menyenangkan.

30

Sebagai umat Buddha jangan bangga hanya dengan agama, banggalah dengan perubahan Anda menjadi orang yang bermoral.

 

 


MEI

1

Agama Buddha bukan hanya sembahyang. Kalau kita beragama Buddha hanya puas dengan sembahyang saja, kita sesungguhny baru setengah Buddhis, belum Buddhis yang sejati. Kita harus merubah perilaku sedikit demi sedikit. Agama Buddha adalah agama perubahan perilaku.

2

Jalinlah hubungan yang baik dengan siapapun juga, sehingga akhirnya begitu kita datang, orang-orang di sekitar kita senang.

3

Kita bisa mengubah kamma kita, karena sesungguhnya kamma itu adalah perbuatan kita sendiri. Melalui perbuatan yang kita lakukan dengan badan, ucapan dan pikiran dapat mengubah jalan hidup kita.

4

Sudahkah kita mengenalkan Dhamma pada orang lain? Di manapun kita berada, cobalah berusaha membuka diskusi Dhamma dengan rekan sekitar kita.

5

Ada sukses dari sudut yang berbeda, yaitu bahwa sukses itu kadang bukan karena tercapainya satu tujuan, tetapi sukses itu adalah ketika seseorang itu berani mengatasi kesulitan dalam mencapai tujuannya tersebut.

6

Bila kita tidak mengerti Dhamma, maka kita akan dapat menganggap hal yang penting sebagai yang tidak penting, dan hal yang tidak penting sebagai hal yang penting.

7

Sesungguhnya dalam kehidupan kita, bila kita berbicara akan dicela, diam pun akan dicela. Tidak ada seorangpun yang terbebas dari celaan.

8

Saat ini kita memang masih memiliki kehidupan, namun sampai kapan kita dapat memastikan diri masih akan terus hidup?

9

“Change your life now!” Ubahlah hidup Anda sekarang! Bukan fisiknya, tapi mentalitas kita.

10

Apa yang dianggap penting oleh seseorang mungkin dianggap tidak penting bagi yang lainnya, itu urusan kebijaksanaan yang berbeda. Tetapi kita masing-masing orang harus bisa membedakan, karena inilah sesungguhnya kebijaksanaan.

11

Terhambatnya komunikasi sering hanya karena kurang sabarnya satu pihak untuk memahami pihak lainnya.

12

Bila kita terlalu sering mendengar pujian, maka akan sulit bagi kita untuk membedakan apakah pujian itu sungguh-sungguh ataukah palsu.
13

Hendaknya kita selalu mengingat kelebihan pasangan hidup kita dan mau menerimanya sebagaimana adanya.

14

Kebahagiaan dapat dimunculkan dan penderitaan dapat dihindari asalkan mengetahui penyebab kebahagiaan dan penderitaan.

15

Hendaknya kita mampu memisahkan antara kritik yang membangun atau menghancurkan mental.

16

Tidak akan ada kekecewaan di kala menderita, tiada kesombongan di kala suka, karena orang telah menyadari bahwa segala suka dan duka yang dialami adalah hasil perbuatannya sendiri.

17

Lahir sebagai laki-laki atau wanita, lahir sempurna atau cacat, adalah merupakan hasil kerja “kamma yang melahirkan” berdasarkan timbunan kamma baik maupun buruk yang dimilikinya.

18

Orang yang otoriter cenderung tidak akan memperoleh kemajuan karena ia tidak dapat membuka pikirannya terhadap kebenaran yang ada di luar dirinya.

19

Ia hendaknya tidak hanya menyalahkan dan menyesali masa lalunya. Ia hendaknya justru meningkatkan kebajikan di masa sekarang agar dapat memperbaiki situasi hidupnya.

20

Kebencian tidak akan berakhir dengan kebencian, melainkan dengan kasih sayang.

21

Selain seseorang sering melakukan kebajikan kepada makhluk lain, sebaiknya ia juga selalu menumbuhkan kebahagiaan dengan melihat maupun mendengar orang lain melakukan kebajikan.

22

Kebencian yang diterima hendaknya tidak dibalas dengan sikap permusuhan.

23

Segala suka dan duka yang dialami oleh seseorang dalam kehidupan ini pastilah ada penyebabnya.
24

Penyebab seseorang terlahir di alam surga adalah karena pikiran baik dan timbunan kamma baik yang dimilikinya.

25

Apabila seseorang menjadi kecanduan rokok sehingga badannya merasa tidak nyaman kalau ia belum merokok, maka hal ini dapat digolongkan sebagai kemelekatan yang akan dapat memperpanjang proses kelahiran kembali.

26

Apabila seseorang sudah rajin beribadah namun perilakunya masih buruk, maka seharusnya ia lebih banyak lagi melakukan ibadah dengan menambah pengertian yang benar akan agamanya. Sebaliknya, orang yang sudah mempunyai perilaku baik, apabila ia rajin beribadah maka perilaku baiknya akan dapat ditingkatkan semaksimal mungkin.
27

Seseorang dapat berkumpul dengan orang lain tersebut tentulah ada penyebabnya.

28

Sesungguhnya setiap orang pasti dapat diajak berkomunikasi. Hal yang paling penting untuk mendukung keberhasilan komunikasi efektif adakah mengetahui cara dan waktu berkomunikasi.

29

Seseorang hendaknya juga selalu berusaha memancarkan pikiran cinta kasih kepada mereka yang memusuhinya.

30

Apabila seseorang telah memilih agama Buddha, maka hendaknya ia juga melaksanakan Dhamma Ajaran Sang Buddha, bukan hanya sekadar dipercayai dan diisi dengan melakukan ritual keagamaan belaka.

31

Pergaulan dapat mempengaruhi perilaku seseorang; seperti daging busuk yang dibungkus daun, maka daun pembungkus itu pun akan ikut busuk.

 

 


JUNI

1

Sebaiknya seorang umat Buddha bukan bertujuan untuk mencari orang yang telah mencapai kesucian, melainkan harus berjuang untuk mencari kesucian itu sendiri dengan melaksanakan secara sungguh-sungguh Jalan Mulia Berunsur Delapan.

2

Seseorang yang selalu berusaha menghentikan berbagai perilaku buruk serta meningkatkan kebajikan setiap saat, maka pada saatnya nanti ia akan merasakan kebahagiaan seperti air seguci yang sudah tidak ada lagi rasa asinnya.

3

“Semoga semua makhluk berbahagia.”. Apabila seseorang selalu mempergunakan waktu luangnya untuk mengucapkan kalimat tersebut, maka secara bertahap pikirannya akan berisikan gelombang cinta kasih.

4

Dari latar belakang pemikirannya sendiri itulah orang akan menentukan sikap dan perbuatannya.
5

Kebahagiaan yang seakan diberikan oleh makhluk lain itupun sesungguhnya berasal dari buah kebajikan orang itu sendiri.

6

Kamma bukanlah kondisi yang pasif, karena segala tindakan, kebiasaan baru, serta berbagai pengalaman akibat dari pergaulan, pendidikan dan sebagainya juga akan membentuk sifat baru pada diri seseorang.

7

Kebijaksanaan diperlukan untuk membatasi berbagai perilaku yang mungkin kurang sesuai untuk diri sendiri. Sedangkan ketegasan diperlukan untuk dapat mengambil sikap yang benar pada waktu yang tepat.
8

Ketegasan menagih utang bukan merupakan bentuk kemelekatan pada uang yang dipinjamkan kepada orang lain, melainkan sebagai bagian dari usaha untuk menjaga kekayaan yang telah dimiliki.

9

Semakin kita bisa memaklumi perbedaan dan kekurangan setiap orang yang berada di sekitar kita, maka semakin sabar pula sikap kita.

10

Niat adalah penentu kamma seseorang.

11

Bukan karena makanan seseorang menjadi suci atau tidak suci, melainkan dari cara berpikirnya.

12

Dengan mempelajari keinginan itu sendiri dan berusaha menyesuaikannya dengan kenyataan yang ada maka kemarahan akan bisa dikendalikan, bahkan bisa dilenyapkan.

13

Orang yang berbuat baik tanpa kebijaksanaan bisa dikatakan sebagai orang bodoh yang baik hati.

14

Apabila semua Dhammaduta ditunggu agar mencapai kesucian terlebih dahulu sebelum mengajarkan Dhamma, maka bisa saja Buddha Dhamma akan lebih cepat punah,
karena pencapaian kesucian membutuhkan waktu yang relatif lama untuk setiap pribadi dalam mencapainya.

15

Segala sesuatu menjadi baik ataupun tidak baik adalah akibat dari pikiran orang itu sendiri dalam menghadapinya.

16

Menolong orang dapat mempergunakan materi yang dimiliki, maupun dengan tenaga dan ucapannya.

17

Orang yang mempunyai banyak kebajikan akan hidup berbahagia di tahun yang dikatakan buruk untuknya. Sebaliknya, orang yang mempunyai sedikit timbunan kebajikan, maka hidupnya tetap akan kurang bahagia di tahun yang dikatakan baik untuknya. Jadi, semua suka dan duka yang dialami oleh setiap manusia adalah tergantung pada timbunan kebajikannya masing-masing.

18

Pemujaan sejati kepada Sang Buddha justru dengan melaksanakan Ajaran Sang Buddha, bukan pada upacara maupun sesajian.

19

Tidak berhentinya penderitaan orang yang rajin berdoa adalah karena ia memang belum cukup memiliki timbunan kamma baik, sehingga berdoa sebanyak apapun juga, ia belum mendapatkan kebahagiaan.

20

Kemarin adalah pelajaran untuk ditingkatkan di masa sekarang, besok adalah tujuan yang harus dicapai dengan usaha maksimal di masa sekarang.

21

Cinta kasih diperlukan untuk bergaul dan berbicara agar tidak ada perkataan maupun perbuatan yang dapat menyakiti perasaan teman yang berada di sekitar kita.

22

Kekuatan cinta kasih adalah kekuatan yang tidak bisa dikurangi atau bahkan dilenyapkan.

23

Sesungguhnya, orang yang membantu melestarikan Dhamma telah melakukan Dhammadana yang tertinggi nilainya di antara semua jenis dana yang lain.

24

Apabila orang dengan tekun dan bersemangat melaksanakan Buddha Dhamma, maka batinnya akan menjadi tenang dan bahagia. Ia akan selalu bersemangat dalam menjalani kehidupannya.

25

Kikislah rasa iri hati dan cemburu melihat keberhasilan dan kebahagiaan makhluk lain.

26

Melakukan kebajikan dengan memikirkan hasilnya adalah merupakan perbuatan berpamrih.
27

Masalah sulit atau mudahnya suatu pelaksanaan Ajaran Sang Buddha sangatlah tergantung pada pendapat pribadi masing-masing, diibaratkan sebagai rasa masam jeruk untuk seseorang mungkin saja bisa terasa kurang masam bagi yang lainnya.

28

Orang hendaknya bisa selalu mengendalikan dirinya agar pikiran buruk itu tidak perlu diucapkan, apalagi dilakukan.

29

Sesungguhnya perbuatan baik dapat dilakukan setiap saat dengan berbagai cara asalkan terdapat niat untuk melakukannya.

30

Sanak keluarga yang sudah meninggal bukanlah sampah yang dapat dilupakan begitu saja. Mereka yang masih hidup hendaknya tetap mengingat dan membantu keluarganya yang telah meninggal.

 

 


JULI

1

Selalu jadikan Sang Buddha dan para bodhisattva sebagai contoh nyata (teladan) pelaku kebajikan untuk ditiru dan diteladani.

2

Walaupun seseorang mempunyai rumah dengan fengshui yang baik, namun perilakunya buruk dan melanggar sila, maka kebahagiaan akan jauh pula darinya. Sebaliknya, walaupun fengshui rumahnya tidak baik, namun perilakunya baik dalam ucapan, perbuatan dan pikiran, maka kebahagiaan akan tetap menjadi miliknya.

3

Timbulnya perasaan suka maupun tidak suka dalam diri seseorang adalah merupakan hasil permainan pikiran sendiri, yaitu keinginan.

4

Manfaat Ajaran Sang Buddha bukan tergantung pada profesi seseorang melainkan pada kemauan seseorang untuk melaksanakan pengendalian diri sehingga melihat proses hidup sebagaimana adanya.

5

Manusia boleh saja berusaha untuk hidup abadi serta menghindari kematian, namun sudah menjadi hukum alam bahwa segala sesuatu adalah tidak kekal. Ketidakkekalan itulah yang kekal. Oleh karena itu, manusia hanya bisa hidup lebih lama, namun ia pasti akan mengalami kematian. Bahkan bumi ini pun akan hancur dan kiamat pada saatnya nanti.

6

Waktu bukan lagi diukur dari detik ke detik, melainkan dari saat ke saat. Oleh karena cepatnya waktu berlalu, seseorang hendaknya selalu mengisi kesempatan hidupnya dengan mengembangkan kebajikan melalui badan, ucapan dan juga pikirannya.

7

Orangtua terkadang memaksakan kehendaknya agar di masa depan anaknya memilih profesi tertentu yang sesuai dengan keinginan orangtua. Pemaksaan ini tidak jarang justru akan berakhir dengan kekecewaan.

8

Semua orang mempunyai sudut pandang sendiri mengenai hal yang penting dan tidak penting dalam kehidupannya.

9

Orang yang hanya melaksanakan tradisi akan timbul kekecewaan apabila niatnya tidak tercapai. Namun, apabila orang mengerti Buddha Dhamma, ia akan menyadari bahwa suka dan duka, keberhasilan dan kegagalan, adalah merupakan buah perilaku atau kamma-nya sendiri.

10

Pergaulan anak amat menentukan corak watak anak di masa depan. Ibarat kayu cendana yang wangi akan memberikan keharuman bagi kertas yang membungkusnya, dan sebaliknya, daging busuk juga akan menyebarkan kebusukannya pada daun yang membungkusnya. Oleh karena itu, sekali lagi, berhati-hatilah memilih teman bergaul untuk anak-anak agar tidak menjadi penyesalan bagi semua pihak nantinya.

11

Orangtua para remaja hendaknya justru menjadi pemberi teladan di depan, di tengah membangkitkan semangat dan di belakang mengawasi segala tindak-tanduk si remaja.

12

Pendidikan seks perlu diberikan kepada para remaja sejak usia dini, agar mereka dapat mengerti manfaat dan akibat dari penyalahgunaan organ seks mereka.

13

Perkembangan teknologi jelas tidak akan pernah dapat dibendung oleh siapapun juga. Orangtua sebaiknya selain mengawasi perkembangan anak-anaknya, hendaknya juga dapat memberikan pendidikan sebagai pedoman yang jelas agar mereka memiliki kemantapan dalam menapaki kehidupan ini.

14

Orangtua hendaknya memberikan teladan dalam menekankan bimbingan serta pelaksanaan latihan kemoralan yang sesuai dengan Buddha Dhamma.

15

Ketenangan pikiran adalah modal utama kebahagiaan.

16

Meminta bantuan kepada orang yang bisa melihat masa depan memang bukan hal terlarang untuk umat Buddha, namun perlu direnungkan manfaatnya terlebih dahulu. Kalau tujuan permintaan itu hanya sekadar mendapatkan pedoman dan pendorong semangat agar siap menghadapi masa depan, maka usaha ini bisa saja dilakukan.

17

Keinginan untuk diperhatikan orang lain adalah wajar asalkan tidak berlebihan. Namun agar bisa mengurangi keinginan ini, seseorang dapat mulai berusaha memberikan perhatian kepada orang lain. Hal ini berdasarkan pengertian bahwa orang lain pun ingin diperhatikan seperti dirinya sendiri.

18

Seseorang yang menyadari kekurangannya serta mempunyai tekad yang kuat untuk berubah tentu bisa menjadi orang yang lebih baik daripada sebelumnya. Namun saja, perjuangan untuk memperbaiki kualitas diri ini membutuhkan waktu dan semangat yang cukup, lebih baik lagi jika mendapatkan dukungan positif dari lingkungannya.

19

Seseorang yang sempurna tubuhnya dan lahir dari keluarga bangsawan, namun ia suka mabuk-mabukan, akan mengakibatkan ia menderita selamanya.

20

seorang umat Buddha yang telah mempelajari Dhamma hendaknya tidak menjadi musuh terhadap lingkungannya. Ia boleh saja tidak setuju dengan tradisi yang ada, namun ia hendaknya tidak menentang secara langsung. Ia bisa menyatakan ketidaksetujuannya dengan pertanyaan, bukan pernyataan.

21

Teman yang baik akan mendorong supaya kita bertambah maju, tetapi teman yang jahat justru menarik kita untuk selalu ke bawah/mundur.

22

Kehidupan mengalir seperti air sungai yang tidak akan pernah sama dari satu saat ke saat yang lain. Dengan demikian, masa lalu hanya menjadi kenangan dan tidak akan bisa diulang kembali.

23

Apabila pikiran baik kita muncul, pada saat itu juga segera kerjakanlah. Jikalau kita menunda mengerjakan suatu perbuatan baik, maka ada kemungkinan kita malahan
membatalkan niat melakukan perbuatan baik itu. Pikiran memang mudah berubah.

24

Kita semua lahir sebagai manusia karena kita-kita ini punya timbunan kamma baik.

25

Komunikasi akan lancar apabila masing-masing pihak selalu berusaha mengerti bahwa semua orang punya kelebihan dan kekurangan.

26

Apa yang terpikir (sebagai) kebajikan untuk Anda lakukan saat ini? Apa yang terpikir sebagai satu kebajikan, segera(lah) diungkapkan (dilakukan).

27

Berpikir dahulu, renungkanlah dahulu baik-baik sebelum melaksanakan satu kegiatan/pekerjaan.

28

Dengan mengajak para generasi muda datang ke vihara berarti kita memberi kesempatan kepada mereka untuk mendengarkan ajaran yang berarti, yang bisa membawa mereka menuju Kebebasan dan bahkan hal tersebut merupakan berkah utama.

29

Semangat ini harus didukung dengan mengerti apa tujuan kita mengajarkan suatu hal. Kalau tidak ada tujuan, maka semangat tidak akan muncul.

30

Ciptakanlah suatu kondisi supaya Dhamma menjadi kebutuhan pokok bagi seluruh umat Buddha. Jangan sampai mereka mempunyai konsep bahwa datang ke vihara itu kalau sedang kesusahan saja, karena sebetulnya setiap segi kehidupan itu adalah Dhamma.

31

Kita bisa merasakan kamma apabila kita mempunyai badan dan batin; intinya,(bila) kita dilahirkan.

 

 


AGUSTUS

1

Kita mungkin pernah mendengar orang mengatakan bahwa agama Buddha adalah agama yang sudah kuno dan ketinggalan zaman. Hal ini dapat dimengerti karena mereka hanya melihat dari sudut tradisi/luar saja. Padahal Ajaran Sang Buddha tidak pernah ketinggalan zaman.

2

Apa yang menyatakan kita bijaksana adalah pengalaman. Ketika kita salah mengganggap yang penting sebagai yang tidak penting, terjadi kesalahan pada diri kita. Kemudian kita jadikan kesalahan itu sebagai pelajaran, supaya tidak terulang lagi di masa depan. Dengan demikian kita menjadi orang yang makin pandai, makin bijaksana, karena kita belajar, belajar dan belajar.
3

Yang harus kita lakukan, mengembangkan kebajikan dengan pikiran, ucapan dan perbuatan untuk mengubah keburukan menjadi kebaikan dan kebahagiaan menjadi lebih bahagia.

4

Konsep yang menganggap bahwa kamma selalu (mengacu pada) kamma buruk dan sebagai satu-satunya penyebab kejadian dapat dikatakan sebagai suatu pandangan yang salah dan merupakan kelemahan terhadap penjelasan Hukum Kamma.

5

Orang hendaknya bisa membaca dan merenungkan bahwa sejak dahulu telah banyak orang yang hanya dengan mendengar sekali saja Dhamma, yang indah pada awalnya, indah pada tengahnya, dan indah pada akhirnya, akan membuatnya mencapai kesucian. Kalau mereka pada waktu itu bisa mencapai kesucian, maka orang hendaknya juga memiliki keyakinan bahwa siapapun di masa sekarang tetap akan dapat mencapai kesucian sesuai dengan yang diajarkan dalam Buddha Dhamma.

6

Sebagai umat Buddha, kita hendaknya bisa menjadi pelita di dalam kehidupan bermasyarakat dengan kebenaran yang dibabarkan oleh Sang Buddha.

7

Dalam kehidupan ini apabila orang yang sudah mempunyai keyakinan untuk memilih satu jalan kehidupan, baik sebagai perumah-tangga maupun sebagai seorang bhikkhu, maka hendaknya ia menjalankan kehidupan yang telah dipilihnya itu dengan penuh semangat.Apabila ia mau melaksanakan Dhamma, walau kesucian belum diperolehnya dalam waktu dekat ini, paling tidak orang yang mempelajari dan melaksanakan Dhamma itu hendaknya telah mampu mengubah perilaku dan sifatnya sehingga menjadi lebih baik.

8

Pangeran Siddharta selalu memiliki semangat untuk mengatasi segala kesulitan dalam perjuangan mencapai cita-cita, maka umat Buddha hendaknya juga dapat meniru-Nya.

9

Orang yang memiliki keyakinan akan kebenaran Ajaran Sang Buddha, maka ia akan bersemangat untuk melaksanakan Ajaran Luhur Sang Buddha, dan ia pun akan selalu memusatkan perhatian pada penerapan dan pelaksanaan Ajaran Sang Buddha. Ia tidak akan bisa terpengaruh oleh bujukan orang lain agar mencoba, apalagi memilih, agama lain untuk menggantikan Buddha Dhamma yang telah ia yakini selama ini. Ia akan tetap bertahan pada Buddha Dhamma, apapun yang terjadi kepadanya.

10

Menolong orang dapat mempergunakan materi yang dimiliki maupun dengan tenaga dan ucapannya. Sedangkan menolong makhluk, misalnya saja hewan yang sedang menderita, dapat dilakukan dengan membebaskannya dari penderitaan.

11

Makhluk halus adalah termasuk makhluk hidup yang menderita sehingga perlu ditolong, bukan dimusuhi. Oleh karena itu, apabila seorang umat Buddha bertemu dengan makhluk halus, hendaknya ia tidak merasa takut, tetapi berusaha memancarkan pikiran yang penuh kasih sayang dengan mengucap dalam hati, “Semoga semua makhluk berbahagia.”

12

Pada saat memberikan pengarahan, hendaknya orangtua memperhatikan lima kondisi ideal, yaitu berilah pengarahan pada saat yang tepat, bahaslah masalah yang sesuai dengan kenyataan—bukan mengada-ada, katakanlah nasehat dan pengarahan itu dengan lemah lembut, dan berbicaralah tentang tujuan—bukan metode, serta bicaralah dengan pikiran penuh cinta kasih.
13

Latihan pada badan dan batin hendaknya tidak berlebihan. Tetapi seharusnya semua latihan itu dilakukan dengan bijaksana.

14

Vihara adalah tempat pemberian Dhamma, dan Dhamma itu diperlukan, baik di dalam keadaan susah maupun senang.

15

Sebagai umat Buddha, kita harus berpikir realistis! Kunci hidup di dalam agama Buddha adalah “Hidup adalah saat ini!”, bukan yang telah lampau dan bukan pula yang akan datang. Karena itu, saat ini harus kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya.

16

Sering ada orang yang mengatakan bahwa tercapainya Nibbana adalah apabila kamma baik dan buruk telah habis, padahal kamma itu tidak mungkin habis karena jumlahnya tidak terbatas. Tetapi, kamma bisa dipotong!

17

Selama perjalanan hidup Sang Buddha, Beliau tidak pernah hanya pasif atau menunggu saja. Setiap pagi Beliau mencari dan melihat melalui mata batin-Nya siapa yang hari itu dapat mencapai kesucian. Itu berarti Beliau mengajarkan kita untuk aktif!
Kalau kita yang mengaku sebagai murid Sang Buddha tidak aktif, maka sebetulnya kita belum menjadi umat Buddha yang sesungguhnya, karena masih menyimpang dari Ajaran Sang Buddha.

18

Bila kita tidak ingin dicubit maka janganlah mencubit orang lain.
19

Semakin banyak hari dalam setahun yang digunakan untuk mengingat jasa ayah dan ibunya, akan semakin dekat hubungan orangtua dengan anak. Begitu pula sebaliknya. Hal ini akan menjadikan anak selalu ingat jasa kebajikan yang telah orangtua berikan kepadanya.

20

Mempunyai sifat melekat kepada orang yang dicintai adalah hal yang sangat wajar, khususnya untuk mereka yang masih belum mencapai kesucian. Namun, orang hendaknya mengimbangi rasa kemelekatan ini dengan kesadaran bahwa segala sesuatu yang dicintainya pasti akan berpisah dengan dirinya.

21

Sesungguhnya, media televisi bila digunakan dengan benar akan dapat memberikan manfaat besar bagi dunia pendidikan.

22

Apabila diri sendiri tidak ingin dirugikan, maka hendaknya orang juga tidak merugikan pihak lain.
23

Orang hendaknya lebih memahami bahwa kiamat memang pasti akan terjadi pada suatu saat nanti. Namun, ketika kiamat tersebut belum tiba, orang hendaknya menggunakan kesempatan baik ini untuk melaksanakan sebanyak-banyaknya kebajikan sesuai dengan Dhamma.

24

Keberhasilan dan kegagalan suatu usaha adalah kenyataan yang harus diterima dalam hidup dan hendaknya dijadikan pelajaran untuk mendapatkan kemajuan.
25

Keserakahan akan timbul apabila kegagalan suatu usaha dianggap sebagai kerugian besar. Sebaliknya, apabila kegagalan menjadi pelajaran untuk meningkatkan kualitas diri di masa depan, maka tentu saja usaha yang rajin dan bersemangat dalam berwiraswasta tidak dapat segera disebut sebagai keserakahan.

26

Apabila diri sendiri tidak suka menerima perlakuan tertentu dari pihak lain, maka sebaiknya jangan pula melakukan perbuatan itu kepada makhluk/orang lain.

27

Kesulitan dapat muncul karena adanya perbandingan antara rencana atau angan-angan dengan kenyataan yang ada, maka orang menganggap hal itu sebagai kesulitan yang semakin besar.
28

Timbulnya perbedaan sudut pandang seseorang terhadap masalah yang sama adalah karena kebijaksanaan setiap orang tidaklah sama.

29

Pasangan (suami istri) yang baru hendaknya selalu berusaha menjaga segala bentuk pikiran, ucapan dan perbuatannya agar ditujukan pada kebaikan. Dengan kata lain, mereka mendidik diri mereka sendiri dahulu sebelum memulai mendidik anaknya.

30

Apabila diri sendiri tidak ingin terkurung dalam sangkar emas yang walaupun memberikan kebahagiaan namun tanpa kebebasan, hendaknya orang juga tidak melakukan tindakan serupa kepada makhluk hidup yang lain.
31

Penyebab keberhasilan hendaknya selalu dikondisikan untuk dilakukan terus-menerus, sedangkan penyebab kegagalan hendaknya dikondisikan agar tidak terjadi lagi di
masa sekarang. Dengan demikian, kemajuan akan selalu diperoleh serta kemunduran usaha dapat dihindari.

 

 


SEPTEMBER

 

 

1

Apabila kita ingin dicintai orang, mulailah dengan mencintainya. Cinta di sini bukanlah sekadar keinginan untuk menguasai, melainkan hasrat untuk membahagiakan orang yang dicintainya.

2

Dana yang paling sulit dalam hidup ini adalah men-dana-kan keakuan kita sendiri.
3

Menyakiti hati orang yang dicintai dengan kata-kata pedas sesungguhnya sama dengan menyakiti diri sendiri. Sebab, orang tentunya akan menjadi sedih apabila orang yang dicintainya juga sedang sedih.

4

Dalam hidup ini, siapapun pasti akan suka mendengar kata-kata yang halus, termasuk pula pasangan hidup. Tidak ada orang yang suka mendengar kata kasar, walaupun orang itu sendiri kasar kata-katanya.

5

Seseorang pada saat akan membagikan pengalaman Dhamma hendaknya memiliki tujuan. Salah satu tujuan pokok adalah untuk memberikan pengertian yang benar akan hakekat kehidupan.

6

Hendaknya ia selalu memperhatikan hal kecil yang mungkin akan dapat mengganggu kelancaran jalan hidup yang telah dipilihnya itu.

7

Kasihanilah mereka yang masih belum mengerti. Janganlah mereka dimusuhi. Berilah kesempatan kepada mereka untuk meningkatkan kualitas dirinya. Dengan memiliki pola pikir demikian akan membangkitkan semangat para umat Buddha membagikan Dhamma secara bijaksana dan penuh cinta kasih serta kesabaran.
8

Dalam kehidupan ini, apabila orang sudah mempunyai keyakinan untuk memilih satu jalan kehidupan, baik sebagai perumah-tangga maupun sebagai seorang bhikkhu,
maka hendaknya ia jalankan kehidupan yang telah dipilihnya itu dengan penuh semangat.
9

Keberhasilan menganjurkan orang melaksanakan Dhamma adalah merupakan Dhammadana yang diakui akan memberikan buah terbesar melampaui segala bentuk pemberian lainnya.

10

Sang Buddha hanyalah penunjuk jalan, para umat sendirilah yang harus melaksanakannya.

11

Menceritakan secara sederhana pengalaman sendiri setelah melaksanakan Dhamma akan mendorong orang lain mengikutinya, juga menjadikan orang lain memiliki kesempatan mendapatkan pengalaman yang serupa, yaitu kebahagiaan.

12

Seseorang dihargai bukan karena banyaknya Dhamma yang dipelajari dan dimengerti, tetapi adalah dari seberapa banyak Dhamma yang telah dilaksanakan dalam hidupnya.

13

Ke manapun seseorang pergi, hendaknya ia dapat selalu menumbuhkan kedamaian dan kebahagiaan kepada semua orang bahkan kepada semua makhluk yang ada.

14

Barang bajakan, walaupun merupakan pemberian adalah tetap barang bajakan, tidak berubah status menjadi pemberian sehingga dapat dipergunakan secara bebas.

15

Dalam pandangan Dhamma seseorang disebut sebagai ber-Tuhan bukanlah karena ia memiliki kepercayaan kepada Tuhan, melainkan orang yang memiliki perbuatan baik dan membahagiakan lingkungannya.

16

Rasa takut timbul dari pikiran sendiri.
17

Sungguh sulit untuk bertahan pada pikiran yang penuh kebahagiaan.

18

Sebaliknya, ia hendaknya juga memperhatikan hal kecil yang mungkin dapat mendukung serta memajukan jalan hidup yang telah dipilih tersebut.

19

Ketika pikiran menyimpang, ia selalu waspada dan menyadarinya. Ia akan mengerti bahwa gerak pikiran itu akan segera lenyap ketika disadari.

20

Sumber kelahiran kembali adalah kemelekatan.

21

Sesungguhnya, kebahagiaan orang yang dicintai adalah kebahagiaan (bagi) orang yang mencintainya.

22

Semua penderitaan dan masalah kehidupan pasti ada penyebabnya. Setiap orang memiliki penyebabnya masing-masing.

23

Pada saat umat Buddha menghormat arca Sang Buddha, umat tidak melakukan permohonan, melainkan merenungkan segala ajaran dan tuntunan yang telah diberikan oleh Sang Buddha.
24

Kebijaksanaan adalah merupakan hasil yang diperoleh dari usaha mempertahankan keyakinan, semangat, perhatian dan konsentrasi.

25

Tidak akan ada perbuatan baik yang dilakukan seseorang apabila ia tidak memiliki kerelaan.
26

Sesungguhnya makna dari berdana adalah menumbuhkan kebiasaan berpikir untuk membahagiakan makhluk lain, bahkan semua makhluk. Ia akan membahagiakan mereka dengan segala macam cara menumbuhkembangkan pikiran yang penuh cinta kasih.

27

Apabila seseorang hanya melatih diri sampai pada unsur fisik saja, maka ia akan menjadi orang yang munafik, pandai berpura-pura, kelakuannya baik tetapi jahat pikirannya. Ia hendaknya juga melatih pikirannya dengan meditasi.
28

Di masa lampau, seseorang pernah hidup, tetapi ia sudah tidak hidup di masa itu lagi; sedangkan di masa depan ia akan hidup tetapi belum tentu hidup. Hidup adalah saat ini. Ketakutan maupun kebahagiaan semu justru akan menyia-nyiakan kenyataan bahwa saat inilah seseorang sedang hidup.

29

Perbedaan yang ada pada makhluk hidup adalah karena setiap makhluk memiliki kamma-nya sendiri.

30

Semakin banyak kamma baik kita lakukan, semakin besar kondisi kita untuk mencapai kebahagiaan.

 

 


OKTOBER

 

 

1

Penyebab adanya ketidakpuasan hanyalah karena keinginan sendiri yang tidak terkendali. Oleh karena itu, apabila seseorang dapat mengendalikan keinginannya maka ketidakpuasannya pun dapat segera diatasi. Lalu, akhirnya Dhamma memberikan jalan keluar untuk mengatasi dan mengendalikan keinginan.
2

Semakin seseorang menghormati Sang Buddha, seharusnya ia akan semakin baik pula perilakunya (bertindak, berbicara dan berpikir).
3

Orang bijaksana yang mampu memilih hal baik di antara banyak hal yang buruk, ia akan mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan lahir dan batin.

4

Sesungguhnya, dengan melaksanakan hidup sesuai dengan Dhamma, kebahagiaan pasti akan dapat dirasakan.

5

Semakin banyak umat Buddha membaca paritta, diharapkan semakin baik pula perilakunya.
6

Kamma adalah milik pribadi. Ia yang menanam, ia pula yang akan memetiknya.
7

Tujuan pelepasan makhluk adalah agar para makhluk tersebut terbebas dari bahaya dan bencana yang dapat mengancam kehidupannya.

8

Agar tidak mengalami ketakutan pada kematian, maka seseorang haruslah selalu merenungkan pengertian bahwa hidup adalah tidak kekal.
9

Munculnya perasaan suka maupun duka dalam menghadapi perubahan adalah hasil pikiran kita sendiri.

10

Dengan selalu mampu memberikan maaf kepada siapapun juga, maka hilanglah rasa benci dari batinnya.
11

Orang yang telah berbahagia dalam kehidupan ini diibaratkan seperti orang yang memiliki air dalam jumlah banyak (tetapi) dengan sedikit garam, asinnya hampir tidak terasa.

12

Kerelaan digunakan untuk menyesuaikan harapan kita agar sama dengan kenyataan dan dapat menerima kenyataan.

13

Kebahagiaan adalah urusan pribadi yang tidak dapat diukur oleh orang lain.
14

Apabila kita sudah mengerti (tentang) adanya kekurangan dan kelebihan pada setiap makhluk, maka kita hendaknya mulai merenungkan penyebab perbedaan ini muncul.

15

Membahas masa lampau memang sulit. Dibahas pun tidak akan menyelesaikan masalah, malah mungkin menimbulkan masalah baru. Oleh karena itu, sekarang yang paling penting adalah bagaimana menyelesaikan masalah atau kesulitan yang timbul dalam kehidupan kita saat ini, tanpa harus mencari kambing hitam, karena kesulitan dan permasalahan adalah bagian dari buah kamma.

16
Hendaknya seseorang tidak dengan seenaknya saja menyia-nyiakan kebahagiaan dan kesempatan dalam hidupnya dengan melakukan kamma buruk (atau digambarkan seperti menambah sejumlah garam ke dalam air), sebab meskipun memiliki air kebajikan dalam jumlah yang banyak, apabila terus ditambah dengan garam kejahatan maka lambat laun perbandingannya pun semakin kecil dan buah kejahatan akan menimbulkan penderitaan padanya.
17

Makin besar keinginan untuk mengubah kenyataan, makin besar pula penderitaan dan kekecewaan yang akan dirasakan.

18

Tidak akan ada kekecewaan di kala menderita, tiada kesombongan di kala suka, karena orang yang telah menyadari bahwa segala suka dan duka yang dialaminya adalah hasil perbuatannya sendiri.
19

Orang yang mempelajari Dhamma hendaknya telah mampu mengubah perilaku dan sifatnya sehingga menjadi lebih baik.

20

Hari ini kita masih sehat, kuat dan cantik, tetapi dengan berlalunya sang waktu, kesehatan, kekuatan dan kecantikan kita pun akan berkurang. Seperti bunga yang sekarang segar, besok akan layu dan dibuang; demikian hendaknya kita selalu menyadari bahwa pada suatu ketika kita pun akan dibuang, berpisah dari yang dicintai dan berkumpul dengan yang dibenci. Oleh karena itu, tidak ada gunanya kita sombong/berbesar kepala karena semua ada batasnya dan tidak kekal.
21

Dalam kehidupan sebagai suami istri, hendaknya didasari keyakinan bahwa pilihannya telah benar. Setelah ia yakin memilih pasangan hidup sesuai dengan yang diinginkannya, maka ia akan selalu bersemangat untuk menjaga keutuhan rumah tangganya. Ia akan terus memusatkan perhatian kepada keluarganya. Apabila ada orang lain yang lebih menarik daripada pasangan hidupnya, ia akan segera menyadari dan menghindari karena pikirannya tetap terpusat pada pasangan hidupnya.
22

Perbuatan orangtua yang sesuai dengan sila akan lebih mudah ditiru anak daripada nasehat belaka tanpa contoh nyata.

23

Segala suka dan duka sesungguhnya adalah karena buah perbuatan kita sendiri. Karena itu, bila kita sedang berbahagia tambahlah terus kebajikan, agar dapat terus mempertahankan kebahagiaan yang sedang kita rasakan.

24

Buah kamma yang diterima seseorang lebih cenderung bersifat kumpulan dari berbagai perilakunya, bukan berbuah satu demi satu perbuatan.
25

Selama seseorang belum mencapai kesucian, maka pikirannya pasti masih diliputi dengan ketamakan, kebencian dan kegelapan batin. Selama itu pula segala yang ia ucapkan, lakukan dan pikirkan akan selalu berpamrih.
26

Sesungguhnya, mempercayai suatu agama adalah hal yang bersifat sangat pribadi dan hendaknya orang beragama juga dapat menghargai kebenaran yang ada dalam setiap agama lain.
27

Cara memusnahkan iri hati adalah dengan menyadari bahwa segala suka dan duka yang dialami seseorang adalah buah dari perbuatannya sendiri.

28

Segala sesuatu yang dipikirkan sudah termasuk melakukan kamma.

29

Kebanyakan orang merasa iri hati dengan kebahagiaan orang lain ataupun tidak senang apabila orang lain mempunyai kesempatan berbuat baik. Perasaan ini muncul karena sebagai orang yang belum mencapai kesucian, seseorang masih diliputi oleh ketamakan, kebencian dan kegelapan batin. Oleh karena itu, agar memperoleh ketenangan hidup dan sekaligus untuk menambah perbuatan baik, perasaan iri ini harus dikendalikan, bahkan kalau dapat, dimusnahkan.

30

Sesungguhnya, apabila seseorang telah mengetahui kekurangan yang ada pada diri orang lain, maka hendaknya ia sendiri harus berusaha menjadi orang yang lebih baik daripada mereka yang telah dicelanya.

31

Sikap atau perilaku yang lebih baik daripada hanya sekadar memiliki rasa malu berbuat jahat adalah memiliki rasa takut akan akibat berbuat jahat.

 

 


NOVEMBER

 

 

1
Seseorang yang memiliki niat buruk dalam melakukan atau mengucapkan sesuatu, ia sesungguhnya telah berbuat kamma buruk.
Sebaliknya, orang yang memiliki niat baik untuk melakukan atau mengucapkan sesuatu, ia termasuk telah berbuat kamma baik.
2

Bila kita sedang mengalami penderitaan, maka kita janganlah bosan menanamkan kebajikan agar kamma buruk yang kita alami segera berlalu.

3

Sesungguhnya memang diri sendiri itulah pelindung bagi diri sendiri. Suka dan duka yang kita alami adalah hasil perbuatan kita sendiri. Sebab oleh diri sendiri kejahatan dilakukan, oleh diri sendiri pula kejahatan dapat dihindarkan.

4

Mendengarkan Dhamma adalah ibarat memberikan tenaga tambahan pada batin seseorang yang mungkin lelah dalam menghadapi kenyataan hidup.

5

Kebiasaan mengembangkan ketamakan ini akan berbuah dalam bentuk kelahiran kembali yang terus berulang tiada hentinya.

6

Pelaksanaan Dhamma jauh lebih penting daripada hanya sekadar menghafalkannya.

7

Keakuan menjadikan seseorang merasa sebagai tokoh utama dalam hidup ini, tanpa dirinya seakan dunia tidak akan berputar lagi. Padahal menurut Buddha Dhamma kehidupan ini sesungguhnya dicengkeram oleh Hukum Sebab dan Akibat. Artinya, seseorang mampu mencapai kondisi seperti saat ini pasti ada sebabnya.

8

Merasakan manfaat Dhamma secara nyata hendaknya menjadi semangat untuk menceritakan dan mendorong orang lain agar melaksanakan Dhamma dengan baik pula.

9

Menyadari pencurian itu sebagai kesalahan dan kemudian mengembalikan barang itu ke pemiliknya adalah merupakan kebajikan.
10

Seseorang berbuat baik maupun buruk tidak bisa saling dikompensasikan.
11

Seseorang hendaknya memahami bahwa segala sesuatu yang ia lakukan akan ia petik pula buah perbuatannya.
12

Pokok ajaran Sang Buddha yang disebut sebagai Buddha Dhamma adalah bertujuan untuk memahami segala sesuatu sebagaimana adanya, selalu berubah dan berproses.

13

Di dalam Dhamma disebutkan bahwa ayah dan ibu adalah dewa yang ada di dalam rumah. Oleh karena itu, seorang anak hendaknya selalu mengasihi serta menyayangi orangtuanya agar ia dan orang tuanya akan selalu mendapatkan kebahagiaan lahir dan batin.

14

Seseorang yang tidak melekat justru akan menyadari bahwa kehidupan sungguh sangat singkat. Saat ini ia masih hidup, namun mungkin ia akan meninggal pada saat berikutnya. Oleh karena itu, ia justru berusaha mempergunakan setiap waktu hidupnya untuk mengembangkan berbagai potensi diri, termasuk memperhatikan dan menolong mereka yang sedang menderita.

15

Seseorang hendaknya selalu berusaha dan terus berusaha untuk mengubah diri.

16

Agar seseorang mampu melaksanakan Dhamma dengan baik, ia harus selalu dilatih dan terus dilatih.

17

Hendaknya seseorang berbuat baik demi perbuatan baik itu sendiri.
Ibarat bunga, ia mekar demi mekarnya sendiri tanpa dipengaruhi oleh keinginan untuk dilihat maupun dipuji.

18

Kebahagiaan amatlah ditentukan oleh kondisi pikiran seseorang bukan hanya karena adanya objek diluar tubuhnya.

19

Jiwa yang kotor diibaratkan sebagai mutiara yang tertutup Lumpur.

20

Seseorang hendaknya selalu siap dan dapat menyesuaikan diri dengan kenyataan yang sedang dihadapinya saat ini.
21

Nibbana dapat dicapai ketika manusia mampu mengembangkan kesadaran secara total sehingga ia terbebas dari ketamakan, kebencian serta kegelapan batin. Nibbana dapat dicapai ketika seseorang masih hidup didunia.

22

Perubahan sikap membutuhkan perjuangan keras dan siap untuk selalu bangkit dikala menghadapi kegagalan.

23

Umat Buddha yang mengenal dan mengerti Dhamma, ia tidak hanya ingin mendapatkan kebahagiaan duniawi dan surgawi saja, ia juga berusaha untuk mencapai kebahagiaan tertinggi yaitu nibbana.

24

Seseorang hendaknya menanamkan pengertian dalam pikirannya bahwa cinta sesungguhnya adalah memberi, bukan menuntut. Cinta adalah usaha untuk selalu memberikan kebahagiaan kepada mereka yang dicintainya.
25

Membebaskan batin dari kemelekatan dapat dicapai dengan memiliki pemahaman bahwa segala sesuatu yang ada adalah tidak kekal.
26

Merasa mendapatkan ‘cobaan’ sebenarnya berasal dari pikirannya sendiri yang kadang memang sulit untuk mengalahkan diri sendiri. Oleh karena itu dalam Dhamma dinyatakan bahwa mengalahkan diri sendiri adalah merupakan hal yang bijaksana.
27

Dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, seorang umat Buddha hendaknya dapat mengembangkan cinta kasih berdasarkan kebijaksanaan serta memiliki ketegasan dalam bertindak dan berbicara.
28

Perbuatan baik itu sesungguhnya tidak sulit dilakukan. Masalah utama yang sering menghambat adalah kemauan untuk berbuat baik yang tidak timbul setiap saat.
29

Dalam Dhamma, timbulnya perasaan suka maupun tidak suka dalam diri seseorang adalah merupakan hasil permainan pikiran sendiri yaitu keinginan. Jika keinginan dapat terpenuhi atau menjadi kenyataan, timbullah rasa suka. Sebaliknya, jika keinginan tidak terpenuhi atau tidak menjadi kenyataan, timbullah rasa tidak suka.
30

Sesungguhnya, perbuatan baik dapat dilakukan setiap saat dengan berbagai cara asalkan terdapat niat untuk melakukannya.

 

 


DESEMBER

 

 

1

Manfaat ajaran Sang Buddha bukan tergantung pada profesi seseorang melainkan pada kemauan seseorang untuk melaksanakan pengendalian diri sehingga melihat proses hidup sebagaimana adanya.
2

Dengan mengingat tujuan hidup, seseorang akan selalu berusaha melakukan suatu perbuatan berdasarkan tujuan yang hendak dicapainya, bukan karena pengaruh lingkungan.
3

Dalam kehidupan ini, kenyataan tidak selalu sama dengan keinginan, dan keinginan juga tidak selalu menjadi kenyataan. Seseorang tidak dapat mengubah kenyataan, ia hanya dapat mengubah keinginannya agar sesuai dengan kenyataan yang ada.

4
Oleh karena itu, seseorang harus selalu berusaha merelakan orang yang dicintainya melakukan segala sesuatu yang ia sukai. Dengan adanya kerelaan ini akan selalu tumbuh rasa bahagia melihat orang yang dicintainya berbahagia.
5

Memperbesar suatu usaha adalah hal yang wajar dilakukan, namun menjual barang dengan harga yang lebih tinggi dari harga pasar pada umumnya adalah merupakan
tindakan yang kurang sesuai dengan Dhamma.
6

Apabila si anak mampu menjadi bhikkhu yang baik serta mampu melatih diri sehingga mencapai kesucian, maka sebagai orang tua yang telah mengijinkan anaknya menjadi bhikkhu tersebut akan memiliki kamma baik yang luar biasa.
7

Tujuan hidup seseorang umat Buddha adalah untuk bahagia dalam kehidupan ini, bahagia dikehidupan berikutnya yaitu terlahir disalah satu dari 26 alam surga, bahagia karena dapat terbebas dari ketamakan, kebencian dan kegelapan batin atau mencapai kesucian Nibbana.

8

Dalam pengertian Dhamma, manusia bukanlah hasil penciptaan. Manusia adalah hasil suatu proses evolusi yang cukup panjang. Karena manusia bukan hasil ciptaan maka manusia mempunyai hak untuk merumuskan sendiri tujuan hidupnya.

9

Pikiran terakhir sesaat sebelum seseorang meninggal memang sangat menentukan alam kelahirannya yang akan datang.

10

Seseorang hendaknya tidak hanya mengeluhkan sikap lingkungan terhadap dirinya. Ia hendaknya juga merenungkan dengan baik : “Kualitas hidup apakah yang harus lebih ditingkatkan dan dikembangkan dalam diri agar lingkungan dapat menerima diri kita dengan baik.”
11

Kebahagiaan berasal dari cara berpikir. Oleh karena itu, seseorang yang dapat mengendalikan pikirannya akan mendapatkan kebahagiaan dimanapun ia berada.
12

Semakin tinggi kualitas batin dan pemahaman orang itu akan kebenaran hukum Kamma, maka semakin berkurang pula kebiasaannya merumuskan bentuk kebahagiaan yang diharapkan setelah ia melakukan suatu kebajikan.
13

Kejengkelan dapat timbul karena matangnya buah kamma buruk yang dimiliki. Kebencian berarti menanam kamma buruk yang baru.

14

Seseorang makan adalah untuk bertahan hidup. Hidup bukan untuk makan.
15

Pernah diceritakan dalam Dhamma bahwa kecilnya kemungkinan terlahir sebagai manusia digambarkan sebagai debu yang menempel di kuku dibandingkan dengan sedemikian banyak debu yang ada diseluruh dunia. Oleh karena itu, diharapkan apabila suatu makhluk telah terlahir sebagai manusia, ia hendaknya tidak menyia -nyiakan kehidupannya dengan selalu berbuat baik melalui badan, ucapan serta pikirannya.
16

Dana Dhamma adalah dana yang tertinggi maknanya karena akan membuat orang lain menjadi mengerti Dhamma dan mungkin mencapai kesucian pula.
17

Doa hanya akan memberikan manfaat untuk seseorang apabila memang kamma baik orang tersebut mendukung. Tanpa dukungan karma baik orang yang didoakan, doa sebanyak dan selama apapun juga tidak akan memberikan manfaat kepadanya.

18

Dalam pengertian Dhamma, hari baik itu adalah hari pada saat seseorang mempunyai kesempatan untuk berbuat baik dengan badan, ucapan maupun pikirannya, sedangkan hari buruk adalah hari ketika seseorang telah melakukan perbuatan buruk atau jahat dengan badan, ucapan maupun pikirannya.

19

Dengan pemahaman yang baik akan ketidakkekalan ini seseorang akan dapat menerima kenyataan apabila ia berpisah dengan segala hal yang dicintainya, demikian pula ketika ia bertemu dengan berbagai hal yang tidak disukainya. Dengan demikian, kemelekatan akan dapat dikurangi sedikit demi sedikit.
20

Ada pertemuan pasti ada perpisahan. Memiliki sesuatu pasti akan kehilangan. Adanya kelahiran akan menyebabkan timbulnya kematian, demikian seterusnya.

21

Seseorang tidak akan mendapatkan kebahagiaan walaupun telah mengucapkan tekad serta harapannya berkali – kali apabila ia tidak terlebih dahulu memperbanyak kebajikan dengan mengembangkan kerelaan, kemoralan serta konsentrasi.
22

Adalah hal wajar untuk orang yang batinnya belum bersih dari ketamakan, kebencian serta kegelapan batin apabila ia tertarik dengan berbagai hal yang menyenangkan indrianya. Dalam tahap ini, seseorang umat Buddha hendaknya dapat melatih diri dengan melaksanakan kemoralan.
23

Seseorang umat Buddha bisa dan boleh saja mempercayai tradisi maupun hasil kebudayaan seperti fengshui maupun ramalan, namun janganlah mempunyai anggapan bahwa segalanya itu mutlak benar ataupun salah.
24

Menghadapi cita – cita di masa depan maupun segala suka duka di masa yang akan datang, seseorang hendaknya tetap berusaha menyadari bahwa segala bentuk kebahagiaan dan pencapaian cita – cita tersebut hanya akan dapat terjadi apabila seseorang melakukan suatu tindakan tepat pada saat ini.
25

Dengan usaha meningkatkan nilai positif dan memperbaiki nilai negatif yang ada pada diri seseorang di masa sekarang ini akan mewujudkan kebahagiaan hidup di masa depan
26

Kemelekatan ini dapat digambarkan sebagai perasaan yang sangat tidak nyaman, ketika seseorang tidak bertemu atau berpisah dengan mereka yang dicintai. Inilah penderitaan. Inilah yang perlu dikendalikan, bahkan dilenyapkan dengan melaksanakan Buddha Dhamma.
27

Sebagai pemimpin apabila mendapatkan perbedaan pendapat dan sikap, maka ia hendaknya mampu menimbang serta tidak segera menentang atau tidak menghalangi -halangi pendapat orang lain. Biarlah segalanya diselesaikan dengan musyawarah.
28

Ketidakmampuan orang menceritakan suatu kebenaran adalah seperti ketika ia berusaha menceritakan rasa durian kepada mereka yang belum pernah melihat dan merasakannya. Sehebat apapun ia merumuskan rasa durian tersebut pasti akan tetap timbul perbedaan pengertian pada pendengarnya.

29

Seorang pemimpin hendaknya bisa bersikap ramah tamah dan sopan santun kepada siapapun juga, bahkan kepada musuhnya sekalipun. Karena memang pemimpin adalah orang yang bisa menguasai dirinya sendiri, bukan menjadi penguasa untuk orang lain.
30

Seorang pemimpin hendaknya bersikap netral sehingga ia terbebas dari rasa dendam, kebencian, keinginan jahat maupun sikap bermusuhan kepada berbagai fihak disekitarnya.

31

Cinta kasih diperlukan untuk bergaul dan berbicara agar tidak ada perkataan maupun perbuatan yang dapat menyakiti perasaan teman yang berada di sekitar.

 

 

 

 

Leave a Reply 0 comments