Nama-nama Buddhis – L
LAJADEVADHITA – Sotapatti :
Mahakassapa Thera setelah bangun dari samapatti (bermeditasi mencapai konsentrasi tercerap) ingin memberi kesempatan kepada seorang untuk mendanakan sesuatu kepada orang yang baru bangkit dari samapatti. Dan terlihatlah seorang pelayan muda sedang menabur jagung di halaman rumahnya. Mahakassapa Thera berdiri di muka pintu rumahnya untuk menerima dana makanan. Wanita itu meletakkan seluruh jagungnya ke mangkuk Thera. Ketika wanita itu pulang, ia dipatuk seekor ular berbisa dan meninggal dunia. Ia terlahir kembali di alam surga Tavatimsa dan dikenal sebagai Lajadevadhita. Laja berarti jagung. Laja ingin membalas budi baik Mahakassapa Thera, karena beliaulah ia hidup di surga Tavatimsa. Kemudian setiap hari Laja pergi ke vihara tempat Thera berada, menyapu halaman, mengisi air dalam kolam mandi dan lainnya. Begitu Thera mengetahui apa yang dilakukan Laja, Thera memberi tahu agar Laja tidak datang ke vihara karena orang-orang akan membicarakan hal-hal yang tidak baik. Mendengar hal itu Laja sangat sedih dan menangis. Sang Buddha mendengar tangisannya dan berkata kepada Laja, “Devadhita, itu adalah tugas murid Ku Kassapa untuk melarangmu ke vihara, melakukan perbuatan baik adalah tugas seseorang yang berniat besar memperoleh buah perbuatan baik. Tetapi, sebagai seorang gadis, tidak patut untuk datang sendirian dan melakukan berbagai pekerjaan di vihara.”
Pada kejadian ini Sang Buddha membabarkan syair :
Apabila seseorang berbuat bajik, hendaklah dia mengulangi perbuatannya itu dan bersuka cita dengan perbuatannya itu, sungguh membahagiakan akibat dari memupuk perbuatan bajik.
( Dhammapada IX , 3 )
Lajadevadhita mencapai tingkat kesucian Sotapatti setelah khotbah Dhamma itu berakhir.