Sumber dari Internet,
Dikutip dari Majalah Berita Dharmayana Edisi No : 44 Tahun 2010
Sayadaw Nanda Siddhi memberikan ceramah mengenai tujuh macam jasa yang terus menerus.
Dalam bahasa Pali, Nibaddha berarti selalu, maksudnya selalu memperoleh jasa. Jika berbuat baik satu kali, kita telah melakukan dan kita akan selalu memperoleh pahalanya. Jika kita memiliki pahala seperti ini maka kita tidak akan mengalami penderitaan di alam menderita atau Apaya. Hal ini hanya berlaku pada kehidupan setelah kehidupan sekarang ini, tidak berlaku dalam lingkar kehidupan dan kematian kita seterusnya. Tetapi jika kita berlatih Meditasi Vipassana dan mencapai Tingkat Pertama dari Penerangan Sempurna, yaitu Sotapanna, maka pintu menuju Apaya akan tertutup selamanya.
Bagi sebagian besar orang merasa sulit berlatih meditasi. Namun, mereka ingin terbebas dari Alam Menyedihkan. Kita dapat melakukan tujuh macam perbuatan baik, dengan demikian setidaknya kita tidak akan lahir di Alam Menyedihkan. Oleh karena itu kita harus memahami apa saja yg dimaksud dengan tujuh macam Nibaddha Kusala.
Tujuh macam Nibaddha Kusala itu adalah :
1. Berlindung pada Tri Ratna
Disini kita berlindung pada Tri Ratna setiap hari dengan melafalkan Paritta Tisarana. Kita tidak hanya sekedar melafalkan saja. Kita seharusnya memahami arti dari ‘Berlindung pada Tri Ratna’. Maksudnya adalah tidak ada perlindungan lain selain Buddha, Dhamma, dan Sangha. Tri Ratna selalu disimpan dalam pikiran kita, agar dapat melakukan ini kita memerlukan keyakinan yg kuat pada Tri Ratna.
2. Mematuhi Pancasila Buddhis
Pancasila Buddhis diibaratkan sebagai pakaian kita, jika kita berpergian tanpa mengenakan pakaian maka orang lain akan mengganggap kita bodoh atau konyol. jika kita tidak mematuhi Pancasila Buddhis, kita seolah-olah tidak berpakaian. Pancasila Buddhis menjadi dasar dari nilai moral kita. jika kita melanggar Pancasila Buddhis, kita tidak akan berani tampil di depan umum, karena kita merasa tidak aman. Kelima Sila ini seharusnya dipatuhi sejak usia dini dengan dibimbing oleh orang tua atau murid Hyang Buddha, sehingga ini akan menjadi sebuah kebiasaan. Kelima jenis Nibaddha Kusala yang lainnya lebih mudah dilakukan karena mereka didapatkan dari Berdana.
3. Menarik Undian
Di Myanmar dan India, di sebuah vihara terdapat sekitar lima puluh, seratus, lima ratus, bahkan seribu orang Bhikkhu. Jika seseorang berniat mengundang beberapa Bhikkhu untuk melakukan persembahan dana dan mereka hanya memilih untuk mengundang beberapa bhikkhu tertentu saja, mereka tidak akan memperoleh Nibaddha Kusala. Oleh karena itu, mereka seharusnya menemui Kepala Vihara di sana yang akan menarik undian dan memutuskan siapa saja yg dapat pergi memenuhi undangan. Hanya bhikkhu yang terpilih saja yang boleh pergi. Jika kita dapat melakukan persembahan seperti ini, persembahan ini dianggap sebagai Sanghika Dana.
4. Persembahan Setiap Dua Minggu Sekali
Di Myanmar, pada setiap bulan baru dan bulan purnama, terutama di bulan vassa para bhikkhu dari semua vihara akan turun ke seluruh kota akan datang untuk menerima persembahan dana makanan/pindapatta. Dalam minggu itu orang-orang mengumpulkan uang, makanan, memikirkan apa yang akan dimasak, dan merencanakan pindapatta pada sekitar lima ratus hingga seribu orang bhikkhu. Di bulan vassa dana ini sangat bermanfaat. Karena para bhikkhu akan sulit untuk berkeliling menerima persembahan dana makanan di saat hujan. Jadi setiap dua minggu sepanjang tahun, seumur hidup, mereka bergabung dan melakukan perbuatan baik seperti ini dan mereka merasa bahagia. Ketika tiba saatnya mereka meninggal dunia, jika mereka dapat mengingat kebaikan ini, mereka akan lahir di Alam Bahagia karena kehendak/cetana seperti ini sangat kuat.
5. Mempersembahkan jubah, terutama di musim hujan/vassa
Di Malaysia kita tidak menganggap hal ini perlu dilakukan, tetapi di Myanmar dan India, hal ini diperlukan. Karena bulan vassa di kedua negara ini adalah saat musim hujan. Ketika para bhikkhu pergi mengumpulkan persembahan dana makanan biasanya mereka akan menjadi basah kuyup karena hujan, sehingga mereka membutuhkan jubah tambahan untuk berganti jubah. Jika para bhikkhu tidak memiliki jubah yang cukup, akan sulit bagi mereka untuk menjalani hidup sebagai seorang bhikkhu.
6. Menyumbang tangki air untuk tempat air minum
Di masa Sang Buddha hidup, persembahan seperti ini sangat penting. Jaman sekarang kebanyakan negara telah berkembang dengan baik dan orang-orang dapat minum dengan mudah. Jika kita dapat menyediakan sumur, maka orang2 dapat memperoleh air bersih dan dapat hidup sejahtera dan damai.
7. Membangun Vihara
Mendirikan atau menyumbang vihara lengkap dengan perabotan dan bahan baku, sehingga para bhikkhu dapat tinggal untuk belajar mendalami bahasa Pali atau bermeditasi. Ini merupakan jenis perbuatan baik yang terus menerus/ Nibaddha Kusala.
Ketujuh jenis perbuatan baik ini sangat mudah dilakukan dan lebih mudah daripada berlatih meditasi. Bagi mereka yg malas berlatih meditasi, mereka dapat melakukan perbuatan baik ini untuk menjamin mereka terlahir dalam alam yg baik di kehidupan mendatang.