Pakinnaka Vagga

XXI. BUNGA RAMPAI

1.
(290)
Apabila dengan melepaskan kebahagiaan yang lebih kecil
orang dapat memperoleh kebahagiaan yang lebih besar,
maka hendaknya orang bijaksana
melepaskan kebahagiaan yang kecil itu,
guna memperoleh kebahagiaan yang lebih besar.
Cerita terjadinya syair ini:…
2.
(291)
Barangsiapa menginginkan kebahagiaan
bagi dirinya sendiri
dengan menimbulkan penderitaan orang lain,
maka ia tidak akan terbebas dari kebencian;
ia akan terjerat dalam kebencian.
Cerita terjadinya syair ini:…
3.
(292)
Orang yang melakukan yang seharusnya tak dilakukan
dan tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan,
maka kekotoran batin akan terus bertambah
dalam diri orang yang sombong dan malas seperti itu.
Cerita terjadinya syair ini:…
4.
(293)
Mereka yang selalu giat melatih perenungan
terhadap badan jasmani,
tidak melakukan apa yang seharusnya tak dilakukan,
dan melakukan apa yang seharusnya dilakukan,
maka kekotoran-kekotoran batin
akan lenyap dari diri mereka
yang memiliki kesadaran dan pandangan terang seperti itu.
Cerita terjadinya syair ini:…
5.
(294)
Setelah membantai ibu (nafsu keinginan)
dan ayah (kesombongan),
serta dua orang ksatria
(dua pandangan ekstrim berkenaan dengan kekekalan dan kemusnahan);
dan setelah menghancurkan negara
(pintu-pintu indria) bersama dengan para menterinya (kemelekatan),
maka seorang brahmana
akan berjalan pergi tanpa kesedihan.
Cerita terjadinya syair ini:…
6.
(295)
Setelah membantai ibu (nafsu keinginan)
dan ayah (kesombongan),
serta dua raja yang arif
(dua pandangan ekstrim berkenaan dengan kekekalan dan kemusnahan);
dan setelah menghancurkan
lima jalan yang penuh bahaya
(lima rintangan batin),
maka seorang brahmana
akan berjalan pergi tanpa kesedihan.
Cerita terjadinya syair ini:…
7.
(296)
Para siswa Gotama telah bangun dengan baik
dan selalu sadar, sepanjang siang dan malam
mereka selalu merenungkan
sifat-sifat mulia Sang Buddha
dengan penuh kesadaran.
Cerita terjadinya syair ini:…
8.
(297)
Para siswa Gotama telah bangun dengan baik
dan selalu sadar, sepanjang siang dan malam
mereka selalu merenungkan
sifat-sifat mulia Dhamma
dengan penuh kesadaran.
Cerita terjadinya syair ini:…
9.
(298)
Para siswa Gotama telah bangun dengan baik
dan selalu sadar, sepanjang siang dan malam
mereka selalu merenungkan
sifat-sifat mulia Sangha
dengan penuh kesadaran.
Cerita terjadinya syair ini:…
10.
(299)
Para siswa Gotama telah bangun dengan baik
dan selalu sadar, sepanjang siang dan malam
mereka selalu merenungkan
sifat-sifat badan jasmani
dengan penuh kesadaran.
Cerita terjadinya syair ini:…
11.
(300)
Para siswa Gotama telah bangun dengan baik
dan selalu sadar, sepanjang siang dan malam
mereka bergembira
dalam keadaan bebas dari kekejaman.
Cerita terjadinya syair ini:…
12.
(301)
Para siswa Gotama telah bangun dengan baik
dan selalu sadar, sepanjang siang dan malam
mereka bergembira
dalam ketentraman samadhi.
Cerita terjadinya syair ini:…
13.
(302)
Sungguh sukar untuk menempuh
kehidupan tanpa rumah (Pabbajja);
sungguh sukar untuk bergembira
dalam menempuh kehidupan tanpa rumah.
Kehidupan rumah tangga
adalah sukar dan menyakitkan.
Tinggal bersama mereka yang tidak sesuai
sungguh menyakitkan.
Hidup mengembara dalam proses tumimbal lahir (Samsara)
juga menyakitkan.
karena itu janganlah menjadi pengembara (dalam samsara),
atau menjadi pengejar penderitaan.
Cerita terjadinya syair ini:…
14.
(303)
Bagi orang yang memiliki keyakinan
dan sila yang sempurna,
akan memperoleh
nama harum dan kekayaan,
pergi ketempat manapun
ia akan dihormati.
Cerita terjadinya syair ini:…
15.
(304)
Meskipun dari jauh,
orang baik akan terlihat bersinar
bagaikan puncak pegunungan Himalaya.
Tetapi, meskipun dekat,
orang jahat tidak akan terlihat,
bagaikan anak panah
yang dilepaskan pada malam hari.
Cerita terjadinya syair ini:…
16.
(305)
Ia yang duduk sendiri,
tidur sendiri,
berjalan sendiri tanpa rasa jemu
serta selalu membina diri,
akan bergembira di dalam hutan.
Cerita terjadinya syair ini:…