Category Archives for "Ketika Anak Bertanya"

Bab V – Kesunyataan Mulia Ketiga : Dukkha Nirodha

DHAMMA-SARI Disusun oleh : Maha Pandita Sumedha Widyadharma Penerbit : Yayasan Dana Pendidikan Buddhis Nalanda Cetakan Kesembilan, 1994 BAB V KESUNYATAAN MULIA KETIGA DUKKHA NIRODHA: TERHENTINYA DUKKHA Kesunyataan Mulia Ketiga membahas tentang pembebasan diri dari penderitaan, dari terus berlangsungnya dukkha. Oleh karena itu, ia dinamakan Kesunyataan Mulia Tentang Terhentinya Dukkha (Dukkha Nirodha Ariyasacca); yang berarti […]

Baca selengkapnya...

Bab IV – Kesunyataan Mulia Kedua : Dukkha Samudaya

DHAMMA-SARI Disusun oleh : Maha Pandita Sumedha Widyadharma Penerbit : Yayasan Dana Pendidikan Buddhis Nalanda Cetakan Kesembilan, 1994 BAB IV KESUNYATAAN MULIA KEDUA DUKKHA SAMUDAYA : SUMBER DUKKHA Kesunyataan Mulia Kedua membahas sumber atau permulaan dukkha (Dukkha samudaya ariyasacca). Definisi populer dan terkenal yang dapat dijumpai dalam teks-teks asli berbunyi sbb. : “Dukkha bersumber kepada […]

Baca selengkapnya...

Bab III – Kesunyataan Mulia Pertama : Dukkha

DHAMMA-SARI Disusun oleh : Maha Pandita Sumedha Widyadharma Penerbit : Yayasan Dana Pendidikan Buddhis Nalanda Cetakan Kesembilan, 1994 BAB III EMPAT KESUNYATAAN MULIA Kesunyataan Mulia Pertama: Dukkha Yang menjadi pokok ajaran Sang Buddha terletak pada Empat Kesunyataan Mulia ini yang Beliau babarkan dalam khotbah-Nya yang pertama kepada lima orang pertapa bekas teman seperjuangan-Nya di Isipatana […]

Baca selengkapnya...

Bab II – Pandangan Agama Buddha tentang Pikiran

DHAMMA-SARI Disusun oleh : Maha Pandita Sumedha Widyadharma Penerbit : Yayasan Dana Pendidikan Buddhis Nalanda Cetakan Kesembilan, 1994 BAB II PANDANGAN AGAMA BUDDHA TENTANG PIKIRAN Di antara pendiri-pendiri agama, Sang Buddha (kalau kita diperbolehkan untuk menamakan Beliau sebagai seorang pendiri agama dalam artian umum) adalah satu-satunya Guru Dunia yang tidak pernah menyatakan bahwa Beliau bukanlah […]

Baca selengkapnya...

Bab I – Sang Buddha

DHAMMA-SARI Disusun oleh : Maha Pandita Sumedha Widyadharma Penerbit : Yayasan Dana Pendidikan Buddhis Nalanda, Cetakan Kesembilan, 1994 BAB I SANG BUDDHA Sang Buddha, yang nama benarnya Siddhatta (Skt. Siddhartha) dan nama keluarganya Gotama (Skt. Gautama) bertempat tinggal di India Utara di Kapilavatthu pada abad keenam S.M. Ayahnya, Raja Suddhodana, adalah raja kerajaan wangsa Sakya […]

Baca selengkapnya...

Jilid II – Kelompok Tiga Belas

DHAMMA VIBHAGA (PENGGOLONGAN DHAMMA) JILID II KELOMPOK TIGA BELAS 1. PRAKTEK-PRAKTEK KERAS (DHUTANGA) Mengenai jubah-jubah Mengenakan jubah-jubah kain bekas (Pamsukulikanga) Mengenakan tiga jubah (Tecivaranga) Mengenai makanan Pergi mencari makanan sedekah (Pindapatikanga) Menerima makanan sedekah dari satu sisi jalan (Sapadanacarikanga) Makan sekali duduk saja (ekasanikanga) Makan nasi sedekah (pindapattikanga) Menolak makanan yang diberikan belakangan (Khalu-paccha-bhattikanga)

Baca selengkapnya...

Jilid II – Kelompok Sebelas

DHAMMA VIBHAGA (PENGGOLONGAN DHAMMA) JILID II KELOMPOK SEBELAS 1. HUKUM ASAL MULA YANG SALING BERGANTUNGAN (PATICCASAMUPPADA) Dengan adanya ketidaktahuan, timbullah ciptaan. Dengan adanya ciptaan, timbullah kesadaran. Dengan adanya kesadaran, timbullah bathin dan jasmani. Dengan adanya bathin dan jasmani, timbullah enam organ indria. Dengan adanya enam organ indria, timbullah kontak. Dengan adanya kontak, timbullah perasaan. Dengan […]

Baca selengkapnya...

Jilid II – Kelompok Sepuluh

DHAMMA VIBHAGA (PENGGOLONGAN DHAMMA) JILID II KELOMPOK SEPULUH 1. PANDANGAN-PANDANGAN EKSTRIM (ANTAGAHIKA DITTHI) Dunia adalah kekal. Dunia adalah tidak kekal. Dunia memiliki suatu akhir. Dunia tidak memiliki suatu akhir. Kehidupan dan badan jasmani adalah sama. Kehidupan dan badan jasmani adalah berbeda. Setelah kematian Sang Tathagata tetap ada (hidup). Setelah kematian Sang Tathagata tidak ada. Setelah […]

Baca selengkapnya...