3. HIRI1 SUTTA
Rasa Malu
Mengenai persahabatan sejati
Sang Buddha menyampaikan khotbah ini kepada seorang brahmana dari Savatthi yang ingin memperoleh jawaban dari pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
i Dengan siapa sebaiknya kita tidak bergaul?
ii Dengan siapa sebaiknya kita bergaul?
iii Apa yang membawa kebahagiaan?
iv Apakah kondisi yang paling manis?
1. | Ketahuilah dengan baik bahwa ‘Dia bukanlah temanku’ bila dia berperilaku tanpa malu, bila dia menghina temannya, bila dia berkata ‘Aku adalah temanmu’ namun tidak melakukan apa pun untuk membantu. | (253) |
2. | Orang bijaksana mengenalnya sebagai orang yang hanya bicara saja, tetapi tidak bekerja; orang yang berkata-kata manis kepada teman-temannya, tetapi tidak berlaku sesuai dengan itu. | (254) |
3. | Dia bukanlah teman sejati bila selalu senang jika ada konflik, dan hanya mencari-sari kesalahan. Yang benar-benar teman sejati adalah orang yang tidak dapat dipisahkan darimu oleh orang lain, bagaikan seorang anak yang berada di pelukan ayahnya. | (255) |
4. | Orang yang menjalankan tanggung jawab sebagai manusia sehingga muncul hasil-hasil yang baik, yang mengembangkan hal-hal yang menyebabkan suka cita dan menghasilkan pujian dan kebahagiaan. | (256) |
5. | Setelah meneguk manisnya kesendirian dan juga manisnya ketenangan, orang menjadi terbebas dari rasa takut dan tindakan yang salah, dan sekaligus dia menikmati manisnya suka cita kebenaran.3 | (257) |
Catatan
- Hiri berarti rasa malu melakukan tindakan tak-bermoral apa pun, yaitu rasa malu yang menghalangi orang sehingga dia tidak melakukan apa yang salah.
- Ananvayan ti yam attham dassami karissami ti bhasati tena ananugatam. Kitab Komentar Sutta- Nipata.
- Bandingkan Dhammapada, syair 205.