Penjelasan Arti Intrinsik

BAB I
BAB ULAR

[Uragavagga)

PENJELASAN ARTI INTRINSIK
KOMENTAR MENGENAI
CERITA-CERITA PETA

Terpujilah Sang Bhagava, Sang Arahat,
Buddha Yang Sempurna

[1] PENJELASAN MENGENAI PERMULAAN
KOMPOSISI : 1
1. Hormatku pada Sang Buddha yang Memiliki Kasih Sayang Luar Biasa, yang telah menyeberangi samudera Kesunyataan yang dapat diketahui dan yang dengan berbagai cara telah menjelaskan kesunyataan yang halus dan dalam.

2. Hormatku pada Dhamma tertinggi yang dihormati oleh Buddha nan Sempurna, yang membimbing mereka yang memiliki kebijaksanaan dan menuntun perilaku mereka sehingga terbebas dari dunia ini.

3. Hormatku pada Ariyasangha, ladang-jasa yang tak ada bandingnya bagi mereka yang memiliki kualitas moral, dan yang berdiri kokoh pada hasil Sang Jalan.

4. Melalui penghormatan pada Tiga Permata inilah maka jasa-kebajikan dihasilkan; dengan sinarnya yang cemerlang saya telah menghapus berbagai penghalang di mana-mana.2

5. Karena adanya perbedaan di dalam buah dari perbuatan ini atau itu yang dilakukan oleh para peta pada kelahiran mereka sebelumnyalah maka kehidupan ini atau itu sebagai peta terjadi pada mereka.3

6. Untuk menjelaskan ini maka ada ajaran-ajaran para Buddha yang menunjukkan akibat dari berbagai tindakan, yang terutama menyebabkan terjadinya gejolak batin.

7. Dan itu berlandaskan pada suatu pemahaman menyeluruh (dari subyek itu), yaitu, Cerita-cerita Peta yang diulang lagi oleh Guru-guru Agung di dalam Khuddaka Nikaya.

8. Lalu dengan sepenuhnya mengandalkan cara penjelasan komentar kuno dan di berbagai tempat menjelaskan pokok persoalan khusus,

9. Dengan menetapkan -secara sangat jelas dan tanpa kebingungan- arti-artinya yang halus, sesuai dengan pandangan-pandangan mereka yang sekarang tinggal di Mahavihara,4

10. Saya akan memulai -sebaik yang saya bisa- penjelasan yang menerangkan artinya. Curahkanlah perhatian pada apa yang, dengan penuh rasa hormat, saya katakan :

[2] Di sini Cerita-cerita Peta (mengenai) ini dan itu sehubungan dengan tindakan yang menyebabkan mereka memperoleh kehidupan sebagai peta, dimulai dengan kehidupan putra pedagang kaya raya. Di sini yang dimaksud dengan Cerita-cerita Peta adalah teks Canon yang bermula dengan (syair) ‘Bagaikan ladang adalah para Arahat’, (tetapi) yang dilanjutkan dengan penjelasannya. Cerita-cerita Peta ini, oleh siapa disampaikan, di mana disampaikan, kapan disampaikan dan mengapa disampaikan? Cerita-cerita Peta ini dikisahkan karena dua hal -karena munculnya suatu kebutuhan5 dan karena tanya-jawab. Di sini yang bermula karena munculnya suatu kebutuhan, disampaikan oleh Sang Buddha, sedangkan bagian tanya-jawab diajukan oleh Narada Thera6 dan sebagainya, serta dijawab7 oleh peta ini atau peta itu. Tetapi, ketika (rangkaian) pertanyaan dan jawaban ini atau itu8 dikemukan 9 oleh Narada Thera dan sebagainya, Sang Guru menganggap (rangkaian) ini dan itu sebagai munculnya kebutuhan sehingga Beliau pun kemudian mengajarkan Dhamma kepada orang-orang yang berkumpul di sana. Karena itu, seluruh Cerita-cerita Peta ini dianggap diucapkan oleh Guru Agung sendiri. Ketika Sang Guru telah memutar roda Dhamma nan Agung dan Beliau berdiam di beberapa tempat, misalnya di Rajagaha dan sebagainya, maka otomatis muncullah ajaran ini dan ajaran itu yang menyangkut satu Cerita Peta. Tujuannya adalah untuk menunjukkan buah dari tindakan-tindakan para makhluk lewat tanya-jawab (yang menyebabkannya) sehingga muncullah kebutuhan ini dan itu. Secara umum, dapat dikatakan inilah jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai oleh siapa cerita-cerita itu disampaikan dan sebagainya. Namun secara khusus, jawabannya akan muncul di dalam penjelasan tentang arti cerita ini dan cerita itu.

Berkenaan dengan tiga Pitaka, yaitu Vinaya Pitaka, Sutta Pitaka dan Abhidhamma Pitaka, Cerita-cerita Peta ini termasuk di dalam Sutta Pitaka. Sedangkan sehubungan dengan lima Nikaya, yaitu Digha Nikaya, Majjhima Nikaya, Samyutta Nikaya, Anguttara Nikaya, dan Khuddaka Nikaya, Cerita-cerita Peta termasuk di dalam Khuddaka Nikaya. Sehubungan dengan sembilan bagian Ajaran, yaitu khotbah-khotbah dalam bentuk prosa, dalam prosa dan syair, penjelasan, syair-syair, syair-syair yang penuh inspirasi, sebagaimana-yang-dikatakan, cerita-cerita kelahiran, keajaiban-keajaiban dan bunga rampai, cerita-cerita ini dikelompokkan sebagai syair. Sehubungan dengan delapan puluh empat ribu unit Dhamma10 yang diakui oleh Bendahara Dhamma demikian :

‘Delapan puluh dua ribu telah saya terima dari
Sang Buddha dan dua ribu dari bhikkhu itu11.
Delapan puluh empat ribu ini adalah Dhamma-
Dhamma yang (mulai) diputar’

cerita-cerita ini dikelompokkan sebagai sebagian dari unit-unit Dhamma ini. Berkenaan dengan bagian pengulangan, ada empat bagian pengulangan. Berkenaan dengan bab, cerita-cerita dikelompokkan menjadi empat bab : Bab Ular, Bab Ubbari, Bab Kecil, dan Bab Besar. Berkenaan dengan hal ini, ada dua belas cerita di dalam bab pertama, tiga belas cerita di dalam bab dua [3], sepuluh cerita di dalam bab tiga, dan enam belas cerita di dalam bab empat. Jadi terdapat lima puluh satu cerita (seluruhnya). Berkenaan dengan bab, Bab Ular adalah yang pertama, sedangkan berkenaan dengan cerita, Cerita Peta Bagaikan Ladang adalah yang pertama. Lebih lanjut lagi, syair yang pertama (bermula:) ‘Bagaikan ladang adalah para arahat’. Nah, demikianlah ceritanya.

Catatan

  1. gantharambhakatha, hanya Be
  2. Lihat syair 7-8 pada catatan Penutup, PvA 287
  3. Terbaca tesam hi dengan Se Be untuk sattehi pada teks
  4. Mahavihara, yang terletak di Anuradhapura di Ceylon utara, pada zaman Dhammapala adalah pusat ortodoks Theravada; lihat Walpola Rahula, History of Buddhism in Ceylon, Colombo 1966, Appendix I, hal. 303 dst.
  5. atthuppatti; lihat Bacaan-bacaan Minor dan Ilustrator, hal.78,n.1
  6. Terbaca Narada dengan Se Be untuk Narada pada teks.
  7. bhasitam, yang diucapkan secara harafiah.
  8. Terbaca tasmim tasmim dengan Se Be untuk tasmim pada teks.
  9. Terbaca arocite dengan Se Be untuk aropite pada teks.
  10. dhammakkhandha, yang didefinisikan di Asl 27 (Penjelasan i 34); bandingkan DA 24. Bendahara Dhamma adalah Ananda -lihat Thag 1048.
  11. Sariputta, Asl 27; bandingkan Thag 1024 dan catatan di EV i 246 dst.