10. UTTHANA SUTTA
Kebangkitan
Desakan yang kuat untuk mengerahkan usaha
1. | Bangkitlah! Duduklah tegak-tegak! Apa untungnya tidur? Tidur macam apa yang ada bagi yang terserang penyakit, Yang ditembus oleh anak panah penderitaan? |
(331) |
2. | Bangkitlah! Duduklah tegak-tegak! Berlatihlah dengan mantap untuk mencapai Kedamaian. Jangan biarkan Raja Kejahatan (Mara) membodohimu dan merengkuhmu ke dalam kekuasaannya, Karena mengetahui engkau lengah. |
(332) |
3. | Atasilah nafsu keinginan ini Di mana para dewa dan manusia tetap terikat dan mencari kesenangan darinya. Jangan biarkan saat kesempatan emas1 ini berlalu. Mereka yang membiarkan kesempatan emas ini berlalu Akan meratap ketika masuk ke dalam kesengsaraan. |
(333) |
4. | Kelengahan adalah suatu noda Dan demikianlah noda yang menurun Terus menerus, dari satu kelengahan ke kelengahan lain, Dengan ketekunan dan pengetahuan Hendaklah orang mencabut anak panah [nafsu-nafsu]. |
(334) |
Catatan
- Kesempatan atau saat/momen disebut khana, sedangkan akkhana berarti saat yang tidak menguntungkan. Menurut Sangiti Sutta dari Digha Nikaya, ada 9 saat yang tidak menguntungkan bagi manusia yang tidak dapat mengikuti ajaran Sang Buddha: Saat seorang Buddha muncul, orang itu dilahirkan dalam (1) alam menderita (niraya), (2) alam binatang, (3) di antara makhluk halus, (4) alam Raksasa (asura), (5) dalam kelompok dewa yang berusia panjang, (6) di antara orang biadab yang tidak pandai, (7) atau mereka yang memiliki pandangan salah, (8) atau terlahir sebagai orang bodoh, tumpul pikirannya, tuli dan bisu, (9) atau pada saat seorang Buddha tidak dilahirkan. Saddhammopayana, edisi R. Morris, Journal of the Pali Text Society, VI, London 1887 (dicetak ulang 1978), menjelaskan hanya 8 saat yang tidak menguntungkan (lihat syair 4-6). Karya Abhayagirivasins (Sinhalese), teks ini tidak memasukkan nomor (4). Lihat Upasakajanalankara, edisi H. Saddhatissa, Pali Text Society, London 1965, hal. 61.