Istana Rumah

65. PERTAMA : ISTANA RUMAH

(Agariyavimana)

Yang Terberkahi sedang berdiam di Rajagaha, di Hutan Bambu. Pada waktu itu, hidup satu keluarga kaya yang luhur di Rajagaha, suatu sumber manfaat yang baik bagi para bhikkhuni. Ayah dan Ibunya, karena sepanjang hidup telah melakukan tindakan jasa atas nama Tiga Permata, meninggal dari sini dan terlahir di antara alam Tiga-Puluh-Tiga dewa. Bagi mereka tersedia suatu Istana emas sebesar sepuluh yojana. Pada waktu itulah Y.M. Maha-Moggallana bertanya:

1. “Bahkan seperti Hutan Cittalata yang bersinar, tempat hiburan yang terbaik dan tertinggi di alam Tiga-Puluh (-Tiga) dewa, demikian pula berdiri Istanamu ini di tengah – udara, bersinar.

2. Engkau, yang telah mencapai kekuatan kesaktian para dewa, sungguh memiliki keagungan yang besar. Tindakan jasa apakah yang telah engkau lakukan ketika terlahir sebagai manusia? Karena apakah maka keagunganmu cemerlang sedemikian rupa dan keelokanmu menyinari segala penjuru?”

3. Dewa-muda itu, karena gembira ditanya oleh Moggallana ketika diberi pertanyaan itu menjelaskan tindakan apa yang telah menghasilkan buah itu.

4. “Di alam manusia, saya dan istriku hidup di sebuah rumah dan merupakan sumber manfaat yang baik. Dengan pikiran yang penuh keyakinan dan dengan penuh hormat kami memberikan makanan dan minuman, pemberian yang melimpah.

5. Karena inilah maka keelokanku sedemikian rupa … dan keelokanku menyinari segala penjuru.